Erick Thohir Sebut Suka Tidak Suka, Pandemi Berpotensi Naikkan Kemiskinan di RI
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 24 November 2020 16:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir menyebutkan di masa pandemi Covid-19, mau tidak mau, suka tidak suka, akan berpotensi menaikkan angka kemiskinan di Indonesia.
"Seperti halnya yang terjadi di negara-negara lain, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Erick Thohir yang juga Menteri BUMN di Jakarta, Selasa, 24 November 2020.
Hingga kuartal III tahun ini pertumbuhan ekonomi nasional masih minus 3,49 persen year on year (yoy). Meskipun membaik ketimbang kuartal sebelumnya yang mencatat pertumbuhan minus 5,32 persen.
Terpuruknya kondisi perekonomian, kata Erick Thohir, juga memberikan dampak terhadap tenaga kerja Indonesia. Pemerintah mencatat pandemi Covid-19 menyebabkan 2,56 juta orang kehilangan pekerjaannya dan lebih dari 1,8 juta orang mengalami penurunan pendapatan.
"Namun kita tidak boleh menyerah, momentum krisis ini bisa kita manfaatkan menjadi peluang dan lompatan bagi kita untuk mengejar ketertinggalan Indonesia selama ini," kata Erick Thohir.
<!--more-->
Menurut dia, pandemi seharusnya menjadi momentum bagi semua pihak untuk membenahi diri, melakukan transformasi, dan menjalankan strategi besar. "Inilah saatnya kita membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi dan menjalankan strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk lingkungan," ujarnya.
Sebelumnya, dalam laporannya, Bank Dunia memperkirakan 88 juta hingga 115 juta orang akan terdorong ke dalam kemiskinan ekstrem tahun ini. Jumlah ini akan meningkat menjadi 150 juta pada 2021, tergantung pada tingkat keparahan kontraksi ekonomi.
"Pandemi dan resesi global dapat menyebabkan lebih dari 1,4 persen populasi dunia jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem," kata Presiden Grup Bank Dunia David Malpass, dalam keterangannya, dikutip Kamis 8 Oktober 2020.
Kemiskinan ekstrem, yang didefinisikan sebagai orang dengan penghasilan kurang dari US$ 1,9 per hari, kemungkinan besar akan mempengaruhi antara 9,1 persen dan 9,4 persen populasi dunia pada 2020.
ANTARA
Baca: Bappenas Prediksi Angka Pengangguran Naik 9,2 Persen pada Tahun Ini