Anggota DPR Minta Taman Nasional Komodo Tak Diubah seperti Kebun Binatang

Selasa, 24 November 2020 02:02 WIB

Kadal raksasa komodo di Taman Nasional Komodo. Dok. Kemenparekraf

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi meminta pemerintah memperhatikan aspek kelestarian ekosistem dalam membangun Taman Nasional Komodo sebagai destinasi super-prioritas. Dia mengatakan pembangunan tersebut tak boleh menggeser karakter taman nasional sebagai destinasi wisata petualangan.

“Kami akan kasih masukan kepada pemerintah agar wisata di sana tetap berbasis alam. DPR usul jangan diubah seperti kebun binatang, apalagi jadi taman safari,” ujar Dedi saat ditemui Tempo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 23 November 2020.

Berdasarkan cetak biru pemerintah, Pulau Komodo sebagai bagian dari Taman Nasional Komodo akan dipoles sebagai destinasi super-premium berkonsep terbatas. Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Komodo kelak akan dipatok tarif mencapai US$ 1.000. Kunjungan pun harus menggunakan kartu keanggotaan.

Sedangkan Pulau Rinca yang juga menjadi habitat komodo akan diarahkan sebagai destinasi pariwisata masif. Pemerintah bakal membangun sejumlah fasilitas di lokasi ini, seperti elevated deck, pusat informasi, hingga kafetaria.

Rencana pembangunan tersebut memperoleh penolakan dari koalisi masyarakat Manggarai Barat. Penolakan terjadi karena konsep restorasi yang dicanangkan pemerintah diduga akan mengeksploitasi kawasan hijau.

Advertising
Advertising

Dedi menyatakan DPR akan memanggil pemerintah untuk memberi keterangan terkait pembangunan kawasan taman nasional ini. Pemanggilan dilakukan pada hari ini, Selasa, 24 November 2020, dalam rapat dengar pendapat serta dihadiri pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Kami sudah menerima pokok-pokok pikiran baik dari LSM, akademikus, maupun pelaku usaha wisata. Dari seluruh pokok pikiran itu kami akan memberikan rekomendasi dalam rapat dengar pendapat,” ucapnya.

Di samping menyoroti soal konsep pembangunan berbasis kelestarian alam, Dedi mengatakan dalam rekomendasinya, DPR akan mendesak peruntukan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) bagi kepentingan daerah. Dia menyarankan 20 persen PNBP mengalir ke pemerintah provinsi, 30 persen ke pemerintah daerah, dan 50 persen ke pemerintah pusat.

Dedi juga meminta pemerintah tidak melakukan relokasi terhadap masyarakat lokal. “Ada kekhawatiran penduduk lokal dipindah karena (Pulau Komodo) akan dikelola oleh pengusaha profesional. Jadi mereka memiliki akses,” ucapnya.

Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina memastikan pengembangan wisata Taman Nasional Komodo akan mengutamakan kelestarian lingkungan. Sebagai upaya untuk menjaga habitat komodo, ia pun mengatakan pemerintah akan mengatur kapasitas pendatang.

“Dengan adanya integrasi jumlah wisatawan justru bisa diatur,” katanya. Di samping itu, pengembangan destinasi wisata tak akan tersentral di Pulau Komodo, tapi juga daerah penyangganya seperti Ruteng hingga Lembata.

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

6 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

Melihat Pameran Fotografi yang Menampilkan Potret Masyarakat Pulau Komodo di Kota Padang

4 hari lalu

Melihat Pameran Fotografi yang Menampilkan Potret Masyarakat Pulau Komodo di Kota Padang

Pameran fotografi yang menyorot tentang nasib masyarakat di Pulau Komodo digelar pada 25 April hingga 28 April 2024 di Galeri UPTD Taman Budaya Sumatra Barat

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya