Anggota DPR Minta Pemerintah Gaji Warga Pulau Komodo

Selasa, 24 November 2020 06:57 WIB

Pulau Padar merupakan bagian dari Taman Nasional Komodo. Pulau akibat gerakan vulkano ini didominasi savana dan bukit. Foto: Pericles Rosa/Atlas Obscura

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV DPR, Dedi Mulyadi, menyarankan pemerintah menggaji masyarakat yang tinggal di Pulau Komodo sebagai imbas pembangunan wisata super-premium. Penggajian itu merupakan bagian dari upaya menyejahterakan warga lokal setelah Taman Nasional Komodo dipugar.

“Andai (tiket masuk Pulau Komodo) US$ 1.000, kan enggak ada problem kalau masyarakat digaji tiap bulan. Jadi bisa dihitung pendapatan tiap rumah,” kata Dedi saat ditemui Tempo di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 23 November 2020.

Dedi menjelaskan, pendapatan dari hasil retribusi dan pajak pariwisata mesti mengalir kepada masyarakat setempat supaya memberikan efek langsung. Dia menghitung komposisi pendapatan negara bukan pajak atau (PNBP) dari penjualan tiket setengahnya harus dialokasikan kepada desa, pemerintah kabupaten, dan pemerintah provinsi.

Bila selama ini pendapatan dari pelaku usaha sepenuhnya masuk kantong pemerintah pusat, Dedi meminta 20 persen di antaranya kini mesti ditempatkan untuk pemasukan provinsi dan 30 persen untuk kabupaten. Sedangkan 50 persennya menjadi pendapatan pemerintah pusat.

Pendapatan bagi daerah inilah yang bisa dimanfaatkan untuk menggaji warga. Selain itu, pendapatan juga mesti dialokasikan bagi pos peningkatan pendidikan pariwisata, pembangunan infrastruktur rumah berbasis adat, pembangunan pelabuhan, perbaikan jalan, hingga penyediaan air bersih dan fasilitas kesehatan. “Masyarakat disubsidi. Mereka bisa sejahtera sambil menjaga habitat komodo,” katanya.

Advertising
Advertising

Pembangunan wisata Pulau Komodo sebagai destinasi ekslusif memperoleh pertentangan dari koalisi masyarakat Manggarai Barat. Peneliti Sunspirit for Justice and Peace, Venan Haryanto, mengatakan DPR harus menghentikan upaya pemerintah memoles Pulau Komodo.

Venan juga menyinggung masalah pembangunan sarana dan prasarana pariwisata eksklusif yang akan menghadirkan fasilitas helipad, jaring kabel bawah laut, hingga pembangkit listrik tenaga diesel. Menurut dia, desain itu harus direvisi sehingga lebih ramah lingkungan.

“Kami meminta dikaji ulang dengan melibatkan ahli, organisasi-organisasi lingkungan, para pelaku wisata dan masyarakat setempat, agar dapat diputuskan mana yang bisa dilanjutkan mana yang harus dihentikan,” ucapnya.

Selanjutnya, Venan mendesak DPR mendorong pemerintah memperkuat konsep konservasi dan pariwisata berbasis alam dan komunitas. Dia meminta pembangunan di Kawasan Taman Nasional Komodo tak hanya berfokus pada infrastruktur, melainkan pendidikan dasar dan menengah, peningkatan fasilitas kesehatan, serta perbaikan dermaga dan air bersih.

Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina memastikan pembangunan wisata premium Pulau Komodo akan mengedepankan kesejahteraan masyarakat setempat. Shana mengatakan pemerintah akan memberi ruang masyarakat setempat untuk memasarkan produk UMKM-nya kepada turis.

“Bagaimana benefit ekonomi langsung ke masyarakat. Produk bisa dijual di dalam kawasan, bisa juga kami yang jualkan ke luar langsung,” ucap Shana.

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

4 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

Melihat Pameran Fotografi yang Menampilkan Potret Masyarakat Pulau Komodo di Kota Padang

4 hari lalu

Melihat Pameran Fotografi yang Menampilkan Potret Masyarakat Pulau Komodo di Kota Padang

Pameran fotografi yang menyorot tentang nasib masyarakat di Pulau Komodo digelar pada 25 April hingga 28 April 2024 di Galeri UPTD Taman Budaya Sumatra Barat

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya