Vaksin Pfizer Diborong AS, Ini Kendalanya Jika Negara Berkembang Ikut Beli

Kamis, 12 November 2020 03:20 WIB

Merger Pfizer-Allergan Senilai Rp 2.192 Triliun Batal

TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan uji klinis tahap ketiga kandidat vaksin Covid-19 buatan BioNTech dan Pfizer Inc mendapat sambutan hangat di sejumlah negara. Pemerintah Selandia Baru akan membeli 1,5 juta dosis vaksin tersebut dengan pengiriman paling cepat pada kuartal pertama 2021. Sedangkan Amerika Serikat memiliki kontrak senilai US$ 1,95 miliar untuk 100 juta dosis vaksin, yang akan didistribusikan akhir tahun ini.

Namun lain halnya dengan negara berkembang di Asia. Ketua Gugus Tugas Sains dan Teknologi Pakistan Atta Ur Rahman menyatakan vaksin ini tidak cocok untuk digunakan di negara berkembang. “Infrastruktur rantai dingin untuk membawa vaksin dari bandara ke seluruh wilayah tidak ada di negara berkembang," kata dia, seperti dikutip VOA News, Rabu 11 November 2020.

Pakistan, kata Atta, akan kesulitan mendistribusikannya karena rata-rata suhu musim panas di sejumlah daerah mencapai 40-50 derajat Celsius.

Sekretaris Kesehatan Filipina Francisco Duque menyatakan negaranya tak memiliki fasilitas penyimpanan ultra-dingin untuk vaksin tersebut. "Teknologi yang digunakan Pfizer juga masih baru. Kami tidak berpengalaman, jadi risikonya bisa tinggi," katanya. Meski begitu, pemerintah Filipina masih menunggu perkembangan lanjutan dari vaksin ini.

BioNTech dan Pfizer melaporkan bahwa kemanjuran vaksin mereka mencapai lebih dari 90 persen pada masa awal uji coba tahap ketiga. Sebanyak 43.500 relawan yang menerima vaksin mengalami efek samping, seperti sakit kepala, demam, dan nyeri otot, layaknya imunisasi pada umumnya, tapi tidak membahayakan.

Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan vaksin Pfizer menjadi salah satu yang paling menjanjikan untuk diproduksi massal.

<!--more-->

Namun vaksin yang dikembangkan dengan teknologi messenger ribonucleic acid (RNA) ini membutuhkan penyimpanan khusus dengan suhu di bawah -70 derajat Celsius. Syarat ini menjadi tantangan imunisasi bagi negara-negara di Asia dan Afrika yang memiliki suhu tinggi serta infrastruktur yang belum memadai.

Pemerintah Korea Selatan masih menunggu hasil uji klinis BioNTech dan Pfizer. Pejabat di Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan, Kwon Jun-wook, menyatakan mereka berencana meninjau rantai pasok vaksin secara menyeluruh setelah prosesnya selesai. Berdasarkan studi pada 2018, hanya seperempat dari 2.200 klinik swasta di negara tersebut memiliki lemari es medis.

Di Jepang, kesiapan distribusi vaksin masih menjadi pertanyaan meski telah meneken kesepakatan 120 juta dosis vaksin dari BioNTech dan Pfizer. Manajer Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Internasional St Luke Tokyo, Fumie Sakamoto, menyatakan fasilitas penyimpanan vaksin akan menjadi tantangan utama.

"Rumah sakit di Jepang biasanya tidak memiliki freezer ultra-dingin. Tapi saya pikir ini saatnya kita mulai memikirkan logistik untuk vaksin," katanya.

Pemerintah Indonesia menyatakan belum mempertimbangkan membeli vaksin dari Pfizer. Kesepakatan pengadaan vaksin justru dijalin dengan perusahaan Cina, Sinovac.

Pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, menyatakan pemerintah perlu menguji secara tuntas jika berencana membeli vaksin Pfizer. Meski telah diklaim memiliki kemanjuran 90 persen, data keamanan vaksin belum diketahui. Selain itu, pemerintah perlu memastikan pengujian dilakukan pada populasi yang sama dengan penduduk Indonesia.


Baca: Efektivitas Vaksin Pfizer Diklaim 90 Persen, Airlangga: Belum Masuk Pertimbangan RI

VINDRY FLORENTIN | REUTERS | VOA| AP

Berita terkait

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

3 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

16 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

20 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

21 hari lalu

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO

Baca Selengkapnya

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

22 hari lalu

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

23 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

24 hari lalu

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza

Baca Selengkapnya

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

34 hari lalu

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan

Baca Selengkapnya

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

39 hari lalu

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.

Baca Selengkapnya