Jaringan Waralaba 212 Mart di Bandarlampung dan Pekanbaru Boikot Produk Prancis

Sabtu, 7 November 2020 09:34 WIB

Pengunjuk rasa menggelar aksi boikot produk Prancis di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 6 November 2020. Aksi tersebut sebagai bentuk protes dan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina agama Islam. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah minimarket yang masuk jaringan waralaba 212 Mart di Kota Bandarlampung memboikot produk-produk yang berasal dari Prancis hingga pekan depan. Boikot produk Prancis ini merupakan buntut dari pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai telah menyakiti hati umat muslim dunia.

"Pemboikotan barang-barang sudah kami mulai dari Rabu (4 November ) dan akan berlangsung hingga satu pekan ke depan," kata Ketua Komunitas 212 Mart Al-Hikmah Yuzef Andiawan, di Bandarlampung, Jumat, 6 November 2020.

Yuzef telah meminta kepada komunitas 212 Mart untuk menyosialisasikan kepada warga barang-barang mana saja yang tidak dapat dibeli oleh mereka dan akan segera dihanguskan. "Produk-produk seperti susu SGM, susu Bebelove, kosmetik merek Garnier, dan air mineral kemasan botol yakni Vit, dan mizone," ucapnya.

Boikot ini, kata Yuzef, merupakan bentuk dari kecintaannya kepada Nabi Muhammad SAW.
"Mungkin kami akan rugi, tapi saya yakin bahwa rezeki datangnya dari Tuhan, tinggal kita bersungguh-sungguh saja dalam bekerja dan beramal pasti ada gantinya," kata dia.

Yuzef menyebutkan saat ini ada tiga terai 212 Mart di Bandarlampung dan semuanya telah diminta untuk memboikot seluruh barang dari Prancis. "Barang yang sudah kita boikot ini nanti akan kita musnahkan November pertengahan. Kita sosialisasikan dulu agar masyarakat tau dan mencari barang lainnya," kata dia.

Selain 212 Mart, boikot produk-produk Prancis di Bandarlampung dilakukan oleh Swalayan Fitrinove.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Jaringan waralaba minimarket 212 Mart di Kota Pekanbaru, Riau juga telah memboikot produk Prancis. “Sebenarnya dengan boikot ini kita merugi karena barang tidak terjual. Namun hal ini dilakukan sebagai bentuk protes dan di barisan itu kita berdiri sekarang,” kata Manajer 212 Mart, Elva Susianti, Kamis, 5 November 2020.

Saat ini ada tiga gerai waralaba 212 Mart di Kota Pekanbaru dan mulai berhenti menjual maupun memesan produk perusahaan Prancis sejak awal pekan ini. Seperti di swalayan 212 Mart di daerah Rumbai, pengelolanya memisahkan semua produk yang diboikot ke rak khusus. Berbagai produk tersebut mulai dari susu formula, makanan, air mineral, hingga kosmetik dan produk kecantikan wajah.

Semua produk itu disatukan di sebuah rak, kemudian ditutup dengan plastik dan diberi tanda bertuliskan “Boikot Produk Prancis”.

Elva menjelaskan, sebenarnya produk Prancis yang diboikot selama ini menjadi pilihan konsumen karena harganya terjangkau. “Kita juga sudah berhenti memesan produk air mineral terkenal yang sahamnya dari perusahaan Prancis. Pihak sales produk mengerti dengan keputusan ini,” ujarnya.

Menurut Elva, pelanggan 212 Mart yang mayoritas muslim mendukung keputusan boikot dan beralih ke produk lainnya. Boikot ini juga telah membuat konsumen beralih ke produk buatan lokal Riau.

“Yang biasanya konsumen beli produk air mineral perusahaan Prancis sekarang berhenti beli. Mereka tidak protes, mungkin mereka sadar keputusan boikot ini benar adanya. Malah mereka beralih ke air mineral Ashiil buatan Riau,” ujar Elva.

<!--more-->

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey sebelumnya menilai sweeping ataupun boikot produk Prancis malah merugikan masyarakat dan semestinya tak perlu dilakukan.

“Enggak ada hubungannya (antara sentimen terhadap Prancis) dengan sisi perdagangan,” katanya saat dihubungi pada Kamis, 5 November 2020.

Menurut Roy, keputusan untuk membeli produk-produk yang dijual di gerai-gerai minimarket berada di tangan masing-masing konsumen. Karena itu, ia memandang ormas semestinya tidak mengintervensi sikap konsumen.

Di sisi lain, Roy meminta pihak berwenang bersikap tegas agar tidak terjadi aksi yang merugikan masyarakat dan pelaku usaha. Ia khawatir pihak-pihak tertentu bakal memprovokasi dan melakukan aksi anarkis.

Sebaliknya, menurut Roy, sweeping ini justru bakal semakin membebani perekonomian. Sebab, idealnya kestabilan konsumsi rumah tangga harus tetap terjaga untuk mendorong peningkatan produk domestik bruto di tengah lesunya ekonomi karena pandemi.

ANTARA | FRANCISCA CHRISTY

Baca: Sweeping Produk Prancis, Transmart Carrefour Klaim 95 Persen Produknya Lokal

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

12 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

3 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

5 hari lalu

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua Pohuwato menjadi pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

6 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

10 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya

Pengutil 2 Sabun Wajah Seret Seorang Kasir di Minimarket Semarang, Jual Barang Curiannya Rp 80 Ribu

11 hari lalu

Pengutil 2 Sabun Wajah Seret Seorang Kasir di Minimarket Semarang, Jual Barang Curiannya Rp 80 Ribu

Aksi pengutil di sebuah minimarket di Jalan Tlogosari Semarang itu viral karena seorang kasir yang mencoba menangkapnya terseret motor lalu terjatuh.

Baca Selengkapnya

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

12 hari lalu

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

Baca Selengkapnya

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

12 hari lalu

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi soal imbas serangan Iran ke Palestina terhadap perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

13 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

17 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya