Masa Pandemi, Transaksi Mobile Banking Bank Permata Naik 69 Persen
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 30 Oktober 2020 08:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Permata Tbk sedang mempertahankan kinerja keuangan akhir triwulan III 2020, di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai dampak dari pandemi COVID-19 dan ketidakpastiaan ekonomi global.
“Bank Permata mempertahankan pembukuan laba usaha, kualitas aset yang tetap terkendali, menjaga likuiditas secara optimal dan posisi permodalan yang sangat kuat,” ujar Direktur Utama PermataBank Ridha D.M. Wirakusumah, dalam keterangan tertulis, Kamis, 29 oktober 2020.
Perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan operasional sebelum pencadangan sebesar Rp 2,6 triliun, tumbuh 20,4 persen year-on-year (yoy). Dengan dukungan Bangkok Bank Public Company Limited sebagai pemegang saham pengendali yang baru, perseroan optimistis akan membukukan pertumbuhan bisnis.
Perseroan membukukan pertumbuhan pendapatan operasional sebelum pencadangan 20,4 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terutama dikontribusikan baik oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 8,6 persen dan pendapatan non-bunga sebesar 9,0 persen yoy.
Pencapaian ini diikuti dengan perbaikan rasio marjin bunga (Net Income Margin atau NIM) menjadi 4,4 persen, meningkat dari 4,2 persen di periode yang sama tahun lalu.
<!--more-->
Disiplin dalam manajemen biaya operasional dan penerapan teknologi digitalisasi dalam transaksi perbankan, menurut Ridha, telah membantu Bank untuk terus meningkatkan rasio efisiensi yang berkelanjutan. Cost to Income Ratio (CIR) tercatat sebesar 59,8 persen, membaik secara signifikan dibandingkan posisi tahun lalu sebesar 63,6 persen.
Hal ini juga sejalan dengan peningkatan jumlah transaksi digital PermataBank selama tahun 2020 dan telah menjadi pilihan utama nasabah dalam beradaptasi dengan masa new normal. Terbukti dengan peningkatan volume transaksi mobile banking sebesar 69 persen dan API (application programming interface) sebesar 400 persen di tahun 2020 yang lebih tinggi dibandingkan volume transaksi sepanjang 2019.
Sejalan dengan prinsip kehati-hatian dalam menghadapi dampak COVID-19, sampai dengan Triwulan III 2020 ini PermataBank telah mengalokasikan biaya pencadangan penurunan kualitas aset yang cukup signifikan sebesar Rp 1,86 triliun dengan memperhitungkan potensi peningkatan kerugian kredit sebagai akibat dari perlambatan pertumbuhan perekonomian yang berdampak pada profil risiko portofolio kredit.
Sebagai akibat dari penurunan tarif Pajak Penghasilan Badan (PPh) dari 25 persen menjadi 22 persem yang berlaku efektif di bulan Maret 2020, Bank juga mengakui tambahan beban pajak tangguhan yang berdampak pada penurunan laba setelah pajak.
Selama Triwulan III 2020, sejalan dengan arahan regulator, Bank melaksanakan program restrukturisasi dan relaksasi kredit bagi nasabah yang terdampak COVID-19. Sampai dengan akhir bulan September 2020, sekitar 11,6 persen dari portofolio kredit yang diberikan mengajukan permohonan restrukturisasi dan relaksasi dimana sebagian besar telah diselesaikan.
<!--more-->
Ridha mengatakan Non-Performing Loan (NPL) Bank masih dapat dikelola dengan baik di level yang aman ditengah penurunan kualitas aset di industri perbankan Indonesia. Rasio NPL gross tercatat sedikit meningkat ke level 3,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,3 persen dengan NPL net yang terjaga pada level 1,5 persen dibandingkan posisi September 2019 sebesar 1,2 persen.
"Bank melakukan upaya berkelanjutan untuk perbaikan NPL melalui restrukturisasi kredit bermasalah, penghapusan kredit, penjualan kredit NPL dan pertumbuhan kredit good book," ujar dia.
Posisi likuiditas Bank terjaga dengan baik dibuktikan dengan rasio likuiditas Loan-to-Deposit Ratio (LDR) optimum sebesar 74,5 persen di bulan September 2020 dan rasio CASA tercatat sebesar 50,8 persen, meningkat 103 basis poin dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Total dana simpanan masyarakat tumbuh sebesar 11,1 persen yoy, kontribusi terbesar dari pertumbuhan produk Giro sebesar 18,3 persen, diikuti oleh Tabungan dan Deposito masing-masing 8,2 persen dan 8,9 persen yoy.
Baca: Bank Permata Ungkap Rencana Bisnis dalam Integrasi dengan Bangkok Bank
CAESAR AKBAR