Bos BCA Sebut Perbankan Yakin Bisa Genjot Pertumbuhan Kredit, Ini Sebabnya
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 28 Oktober 2020 15:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA Jahja Setiaatmadja menyebutkan kalangan perbankan masih yakin bisa menggenjot penyaluran kredit pada kuartal terakhir tahun ini. BCA, kata dia, juga berkomitmen untuk terus menyalurkan kredit baru.
Meski begitu, menurut Jahja, pertumbuhan kredit tidak hanya berkaitan dengan penyaluran kredit baru bank. Pertumbuhan kredit juga bergantung pada pelunasan kredit yang dilakukan debitur.
"Harus beri kredit baru terus. Tetapi kalau banyak yang kembalikan dan cicil kredit lamanya, kan tidak bisa dilarang. Itu yang bikin negative growth," katanya kepada Bisnis, Rabu, 28 Oktober 2020.
Jahja menjelaskan, BCA tetap menyalurkan kredit baru selama pandemi tetapi nilai pengembaliannya jauh lebih besar. Dari penyaluran kredit korporasi BCA senilai Rp 45 triliun, misalnya, ada nasabah yang melakukan pengembalian kredit senilai Rp 30 triliun. Artinya, kredit BCA tumbuh secara nett hanya sekitar Rp 15 triliun.
Lebih jauh Jahja menjelaskan, jenis kredit sangat mempengaruhi nilai pengembalian. Ia mencontohkan kredit investasi yang pengembalian dananya dicicil berdasarkan periode tertentu. Ada pula kredit modal kerja yang pengembaliannnya berfluktuasi sesuai dengan penggunaan kredit.
Pada kondisi normal, menurut dia, pertumbuhan kredit baru selalu lebih tinggi dari kredit lama. Dengan begitu, pertumbuhan kredit secara total akan positif.
<!--more-->
Menurut Jahja, bank akan terus berupaya menggenjot penyaluran kreditnya. "Dari sisi bank, apakah bank tidak mau melepas kredit, tidak benar sama sekali," tuturnya.
Bank, kata Jahja, akan berusaha cari kesempatan apakah nasabah butuh kredit, tetapi harus sesuai dengan standar yang dibutuhkan bank. "Itu yang sebabkan bank lepaskan kredit tiap bulan, tetapi kredit lama berkurang terus."
Sebelumnya, dalam Analisis Uang Beredar Bank Indonesia dipaparkan pertumbuhan kredit pada akhir September 2020 minus 0,4 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Realisasi ini merosot dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 0,6 persen YoY.
Penurunan laju penyaluran kredit ini seiring dengan perlambatan kredit baik segmen korporasi maupun perorangan. Penyaluran kredit korporasi tercatat negatif 0,7 persen pada September tahun ini, sedangkan kredit perorangan melambat menjadi 0,7 persen dari bulan sebelumnya 1 persen.
Berdasarkan jenis penggunaannya, perlambatan kredit dipengaruhi kebutuhan kredit modal kerja (KMK) yang masih negatif 3,1 persen pada akhir kuartal ketiga tahun ini. Industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran masih menjadi sektor penekan pertumbuhan KMK.
BISNIS
Baca: Kasus Deposito Hangus di Surabaya, BCA Digugat Rp 6,4 M