Bos BCA Sebut Perbankan Yakin Bisa Genjot Pertumbuhan Kredit, Ini Sebabnya

Rabu, 28 Oktober 2020 15:31 WIB

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan keterangannya seusai membuka acara BCA Expo Jakarta 2019 yang digelar di International Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten, pada Sabtu, 26 Oktober 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA Jahja Setiaatmadja menyebutkan kalangan perbankan masih yakin bisa menggenjot penyaluran kredit pada kuartal terakhir tahun ini. BCA, kata dia, juga berkomitmen untuk terus menyalurkan kredit baru.

Meski begitu, menurut Jahja, pertumbuhan kredit tidak hanya berkaitan dengan penyaluran kredit baru bank. Pertumbuhan kredit juga bergantung pada pelunasan kredit yang dilakukan debitur.

"Harus beri kredit baru terus. Tetapi kalau banyak yang kembalikan dan cicil kredit lamanya, kan tidak bisa dilarang. Itu yang bikin negative growth," katanya kepada Bisnis, Rabu, 28 Oktober 2020.

Jahja menjelaskan, BCA tetap menyalurkan kredit baru selama pandemi tetapi nilai pengembaliannya jauh lebih besar. Dari penyaluran kredit korporasi BCA senilai Rp 45 triliun, misalnya, ada nasabah yang melakukan pengembalian kredit senilai Rp 30 triliun. Artinya, kredit BCA tumbuh secara nett hanya sekitar Rp 15 triliun.

Advertising
Advertising

Lebih jauh Jahja menjelaskan, jenis kredit sangat mempengaruhi nilai pengembalian. Ia mencontohkan kredit investasi yang pengembalian dananya dicicil berdasarkan periode tertentu. Ada pula kredit modal kerja yang pengembaliannnya berfluktuasi sesuai dengan penggunaan kredit.

Pada kondisi normal, menurut dia, pertumbuhan kredit baru selalu lebih tinggi dari kredit lama. Dengan begitu, pertumbuhan kredit secara total akan positif.

<!--more-->

Menurut Jahja, bank akan terus berupaya menggenjot penyaluran kreditnya. "Dari sisi bank, apakah bank tidak mau melepas kredit, tidak benar sama sekali," tuturnya.

Bank, kata Jahja, akan berusaha cari kesempatan apakah nasabah butuh kredit, tetapi harus sesuai dengan standar yang dibutuhkan bank. "Itu yang sebabkan bank lepaskan kredit tiap bulan, tetapi kredit lama berkurang terus."

Sebelumnya, dalam Analisis Uang Beredar Bank Indonesia dipaparkan pertumbuhan kredit pada akhir September 2020 minus 0,4 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Realisasi ini merosot dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 0,6 persen YoY.

Penurunan laju penyaluran kredit ini seiring dengan perlambatan kredit baik segmen korporasi maupun perorangan. Penyaluran kredit korporasi tercatat negatif 0,7 persen pada September tahun ini, sedangkan kredit perorangan melambat menjadi 0,7 persen dari bulan sebelumnya 1 persen.

Berdasarkan jenis penggunaannya, perlambatan kredit dipengaruhi kebutuhan kredit modal kerja (KMK) yang masih negatif 3,1 persen pada akhir kuartal ketiga tahun ini. Industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran masih menjadi sektor penekan pertumbuhan KMK.

BISNIS

Baca: Kasus Deposito Hangus di Surabaya, BCA Digugat Rp 6,4 M

Berita terkait

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

1 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

1 hari lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

2 hari lalu

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

Berikut ini cara mengatasi M-Banking BCA error yang tidak bisa diakses di ponsel Android maupun iOS Apple. Bisa dengan menguninstall hingga hapus cach

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

2 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

2 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

3 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

3 hari lalu

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

Vitamin D memiliki peran dalam menjaga pertumbuhan otot dan tulang yang optimal dengan absorbsi kalsium di saluran cerna.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

4 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya