TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim/ BJTM) mencatat realisasi penyaluran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sudah mencapai 97 persen.
"Nominal untuk PEN kami dapat target Rp 2 triliun, ini 97 persen tersalurkan," kata Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Jatim Erdianto Sigid Cahyono saat di Kediri, Selasa, 27 Oktober 2020.
Ia mengatakan, kinerja dari Bank Jatim saat ini juga cukup baik. Terbukti Bank Jatim mendapatkan penghargaan dari CNBC Indonesia Award dalam kategori "The Most Profitable Regional Bank". Bank Jatim dinilai berhasil mempertahankan kinerja positif dan pertumbuhan laba.
"Alhamdulillah kalau dari sisi kinerja, kami bahkan dapat penghargaan dari CNBC kategori The Most Profitable Regional Bank. Penghargaan ini sangat luar biasa, karena tidak semua bank dapat," ujar dia.
Dia mengatakan angka kinerja Bank Jatim juga tetap on the track atau aman. NPL (Non Performing Loan) Bank Jatim juga dianggap tidak bermasalah. Sesuai dengan aturan OJK dan pemerintah, restrukturisasi kredit juga tetap dilayani.
"NPL di bawah 5 persen. Salah satunya untuk yang terdampak restrukturisasi. Untuk penyaluran tetap fokus pada penyaluran pinjaman, tidak ada istilah kami berhenti memberi pinjaman tapi tetap 'prudential banking' (hati-hati) kami perhatikan," kata dia. <!--more--> Program PEN ditujukan untuk membantu meningkatkan daya beli masyarakat serta memulihkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Hal itu dimulai dari rumah tangga masyarakat yang paling rentan lalu berlanjut ke sektor usaha (UMKM). Dengan adanya program PEN diharapkan adanya pertumbuhan ekonomi.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman di Surabaya mengungkapkan bahwa penyaluran itu dilakukan di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur, seperti Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Sumenep, Pamekasan, Blitar, Magetan, Jombang, Trenggalek, dan Pacitan.
Untuk mekanisme penyaluran dana PEN dilakukan dengan dua pola yaitu direct loan dan two step loan yang disalurkan pada sektor UMKM, konsumsi dan korporasi.