Libur Panjang, Pesanan Tiket Pesawat Naik 30 Persen di Kota-kota Ini
Reporter
Vindry Florentin
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 28 Oktober 2020 06:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat tren peningkatan permintaan tiket pesawat menjelang periode libur panjang pada akhir pekan ini. "Tercatat jumlah pembukuan/booking penumpang pada periode long weekend ini tumbuh 30 persen dibandingkan periode yang sama pada minggu lalu," ujar Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia, Mitra Piranti, kepada Tempo, Selasa 27 Oktober 2020.
Mitra optimistis permintaan tiket akan semakin meningkat seiring tingginya antusiasme masyarakat untuk melakukan perjalanan akhir pekan ini. Permintaan diperkirakan meningkat untuk penerbangan ke sejumlah kota besar di Pulau Jawa seperti Yogyakarta, Malang, dan Surabaya.
Sementara di luar Jawa, destinasi penerbangan ke Denpasar, Lombok, dan Labuan Bajo diperkirakan akan banyak diminati.
Optimisme itu juga didorong stimulus pemerintah berupa pembebasan tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) di 13 bandara mulai 23 Oktober hingga 31 Desember nanti. Mitra menyatakan telah menghilangkan tarif tersebut dari komponen penentu tarif tiket pesawat.
Dia mencontohkan, tarif yang dikenakan ke penumpang dengan keberangkatan dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dipatok sebesar Rp 130 ribu per pax. Sementara keberangkatan dari Bandara Halim Perdanakusuma tarifnya sebesar Rp 50 ribu per pax.
<!--more-->
Mitra menyatakan pemotongan tarif ini berlaku di 10 bandara yang dilayani Garuda. Kesepuluh bandara itu yakni Soekarno-Hatta, Hang Nadim, Kualanamu, I Gusti Ngurah Rai, Yogyakarta, dan Halim Perdanakusuma. Selain itu stimulus diterapkan di bandara Lombok Praya, Jenderal Ahmad Yani, Sam Ratulangi, dan Labuan Bajo.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin optimistis stimulus dari pemerintah ini mampu meningkatkan pergerakan penumpang dan pesawat. Dengan pembebasan tarif untuk keberangkatan dari lima bandara yang ia kelola, kenaikannya diprediksi hingga 20 persen pada November nanti.
"Pada Oktober diperkirakan penumpang di 5 bandara penerima stimulus diperkirakan sebanyak 1,45 juta orang. Setelah ada stimulus diperkirakan meningkat pada November menjadi 1,74 juta orang," ujarnya. Kelima bandara tersebut antara lain Soekarno-Hatta, Kualanamu, Halim Perdanakusuma, Silangit, dan Banyuwangi.
Untuk mengantisipasi kenaikan penumpang akibat libur panjang dan penurunan harga tiket, Angkasa Pura II menyiapkan protokol kesehatan yang ketat dengan fokus pada menjaga jarak, pemeriksaan kesehatan, mengurangi kontak fisik, dan kebersihan bandara.
“Kami juga mematuhi peraturan yang berlaku saat ini, di mana dinyatakan jumlah Penumpang Waktu Sibuk di bandara maksimal adalah 50 persen dari kapasitas," ujarnya.
Wakil Ketua sekaligus Kepala Bidang Organisasi dan Hubungan Antar Lembaga Asosiasi Travel Agent Indonesia, Anton Sumarli, menyatakan penjualan tiket pesawat menjelang libur panjang meningkat sangat tinggi.
<!--more-->
"Penjualan tiket ke Bali contohnya sudah terjual habis untuk tanggal 28-30 Oktober," katanya. Anton menyatakan stimulus dari pemerintah cukup membantu kenaikan pemesanan tiket.
Tren kenaikan jumlah pemesanan tiket juga terpantau Tiket.com. Public Relations Manager Ticket.com Sandra Darmosumarto menyatakan terdapat lonjakan pemesanan tiket untuk keberangkatan pada 19-25 Oktober. "Naik sekitar 20 persen bila dibandingkan dengan dua minggu sebelumnya," ujarnya.
Dia memperkirakan angkanya akan semakin tinggi, terlebih lagi mulai banyak destinasi yang dibuka dengan protokol kesehatan. Selain itu, insentif dari pemerintah membuat harga tiket pesawat turun rata-rata 5-15 persen.
Tiket.com juga menawarkan sejumlah promo hingga akhir tahun. Salah satunya potongan harga hingga 50 persen dalam program promo Pay Day yang berlaku mulai 23 Oktober hingga 2 November mendatang. Tiket.com juga memberikan tambahan diskon dengan pembayaran melalui online.
Baca: Warga Main Layang-layang di Area Keselamatan Penerbangan Terancam Denda Rp 1 M
YOHANES PASKALIS | VINDRY FLORENTIN