Mendag Sebut Surplus Neraca Perdagangan Sinyal Positif Pemulihan Ekonomi
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Sabtu, 24 Oktober 2020 17:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto bersyukur neraca perdagangan Indonesia hingga September 2020 mencetak surplus sebesar US$ 13,51 miliar.
"Alhamdullilah, kita bersyukur walau pun di tengah perlambatan ekonomi dan perdagangan global serta kondisi Covid-19, neraca perdagangan Januari hingga September 2020 masih menghasilkan surplus sebesar 13,51 miliar dolar AS," ujar Agus dalam webinar, Sabtu, 24 Oktober 2020.
Agus mengatakan capaian itu lebih baik dari periode yang sama pada 2019. Tahun lalu, neraca perdagangan sepanjang Januari hingga September justru tercatat defisit US$ 2,24 miliar.
Bahkan, surplus periode tahun ini, menurut dia, melampaui surplus tahun 2017, yang mencapai US$ 11,84 miliar. "Yang merupakan nilai surplus tertinggi dalam lima tahun terakhir, dari 2015-2019," ujarnya.
Agus berharap surplus perdagangan ini merupakan sinyal positif yang memberi optimisme bagi masyarakat dan pelaku pasar bahwa pemulihan ekonomi Indonesia sedang berjalan lebih baik.
<!--more-->
Selama masa pandemi ini, dia mengatakan komoditas pertanian dan perikanan Indonesia memberu kontribusi besar bagi ekspor Indonesia secara keseluruhan. Ekspor kumulatif dari Januari-September 2020 untuk produk pertanian, ujar dia, meningkat sebesar 11,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.
Peningkatan tersebut dikontribusikan oleh produk buah-buahan, kacang, sayur, dan produk hewani. Sementara itu, ekspor perikanan peningkat 11,06 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019. "Produk perikanan yang meningkat ekspornya di antaranya ikan, olahan, dan udang," tutur dia.
Kinerja neraca perdagangan itu, menurut Agus, tak lepas juga dari peran industri halal. Ia mengatakan saat ini ekspor Indonesia ke negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam sudah cukup baik. Adapun OKI terdiri dari 57 negara dengan total populasi muslim 1,86 miliar orang atau sekitar 24,1 persen dari populasi dunia.
"Mengacu data tersebut, kini kinerja dan peranan indonesia dengan negara-negara OKI menunjukan performa yang cukup baik. Indonesia mampu mencatat surplus sebesar US$ 2,2 miliar pada Januari-Juli 2020, di mana mampu membukukan ekspor di negara OKI US$ 10,94 miliar. Angka ini lebih tinggi dari pada impor OKI terhadap indonesia yang mencapai US$ 8,77 miliar," ujar dia.
Ke depan, pemerintah akan terus berupaya meningkatkan pangsa pasar produk halal Indonesia, sekaligus menjadikan Tanah Air sebagai pusat produsen halal dunia. Untuk itu, kata Agus, diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, swasta, BUMN, Organisasi Kemasyarakatan, dan publik.
Baca: Setahun Jokowi - Ma'ruf Amin, Ekonom Kritik Surplus Neraca Dagang dan Inflasi
CAESAR AKBAR