Ketua Kontingen Olimpiade, Rosan Roeslani menjelaskan dampak penyebaran virus corona untuk terhadap kualifikasi Olimpoade 2020, Hotel Sheraton Gandaria City, Jakarta, Senin, 2 Maret 2020. TEMPO/Irsyan
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri alias Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani memperkirakan angka pengangguran di Indonesia bisa mencapai 13 juta orang sebagai imbas dari lesunya perekonomian tahun ini akibat pandemi Covid-19.
"Kita tahu bersama, pengangguran terbuka sudah 7 juta dan diperkirakan akan tambah 5 sampai 6 juta. Sehingga total akan jadi 13 juta," ujar Rosan dalam sebuah acara daring, Rabu, 21 Oktober 2020.
Menyitir data Kementerian Keuangan, Rosan mengatakan perekonomian tahun ini akan mengalami kontraksi di kisaran minus 0,6 sampai minus 1,7 persen. Ia mengatakan kontraksi itu lah yang akan berdampak kepada beberapa hal. "Terutama peningkatan kemiskinan dan pengangguran."
Menurut Rosan, angka perdagangan pun saat ini mengalami kontraksi. Begitu pula dengan industri yang rata-rata mengalami penurunan. Kata dia, dari 15 sektor industri mengalami kontraksi. Tapi ada pula industri yang tetap tumbuh, seperti pertanian.
Kalau dilihat secara umum, tutur Rosan, di tengah tekanan perekonomian Indonesia dari bulan ke bulan mulai membaik. Meskipun secara tahunan masih turun signifikan. Perbaikan tersebut tampak pada angka indeks PMI, penjualan mobil, hingga penjualan motor yang mulai meningkat dalam dua hingga tiga bulan ini.
Rosan mengatakan pada tahun ini basis pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup rendah. Seperti diketahui, pada kuartal II 2020 ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 5,3 persen. <!--more--> Ia berharap kontraksi tersebut adalah yang terendah pada tahun ini. Selanjutnya, Rosan mengatakan pada kuartal III, ekonomi Indonesia mulai membaik. Diperkirakan ekonomi masih terkontraksi, namun pada kisaran minus 2 hingga minus 3 persen. "Pada kuartal IV kami berharap pertumbuhan lebih baik lagi."
Untuk tahun depan, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 berada di kisaran 3-4 persen. Angka tersebut berada di bawah target pemerintah 4,5-5,5 persen dengan titik tengah 5 persen.
"Kalo kita lihat, kita punya tren positif. Dan kalau dilanjutkan, di 2021 angka dari kami sekitar tiga sampai empat persen," ujar Rosan.