Setahun Jokowi - Ma'ruf Amin, Ekonom Kritik Surplus Neraca Dagang dan Inflasi

Rabu, 21 Oktober 2020 08:37 WIB

Presiden Joko Widodo alias Jokowi (kiri) didampingi oleh wakil presiden Ma'ruf Amin saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 16 Desember 2019. Rapat ini membahas persiapan pemindahan ibu kota. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, menyoroti kondisi neraca dagang sepanjang setahun Jokowi - Ma’ruf Amin memimpin. Bhima mengatakan neraca perdagangan terus mengalami surplus yang semu.

“Dalam lima bulan berturut-turut dari Mei sampai September 2020 terjadi surplus neraca dagang. Namun surplus ini semu,” tutur Bhima kepada Tempo, Selasa, 20 Oktober 2020.

Bhima mengatakan surplus neraca perdagangan diakibatkan oleh kinerja impor yang mengalami kontraksi sebesar -18 persen. Berdasarkan rekam data Badan Pusat Statistik atau BPS, impor paling tajam turun untuk kelompok bahan baku dan barang modal lantaran adanya tekanan terhadap industri manufaktur selama pandemi Covid-19.

Selama setahun Jokowi - Ma'ruf Amin memimpin, impor barang konsumsi tertekan hingga -9,3 persen dari awal tahun 2020 hingga September. Di saat yang sama, kinerja ekspor mengalami penurunan signifikan sebesar -5,81 persen pada Januari hingga September 2020. “Jadi kinerja perdagangan masih perlu dikritisi,” tutur Bhima.

Bhima juga menyoroti indeks harga konsumen yang mengalami deflasi tiga kali berturut-turut. Deflasi pertama kali terjadi pada Juli, yakni sebesar 0,10 persen. Kemudian, pada Agustus, negara kembali mengalami deflasi sebesar 0,05 persen. Terakhir, pada September, IHK tercatat mengalami deflasi sebesar 0,05 persen.

Advertising
Advertising

Deflasi berturut-turut ini menyebabkan angka inflasi inti atau core inflation berada di level yang sangat rendah, yaitu 1,86 persen per September 2020. Kondisi tersebut, kata Bhima, mengakibatkan harga jual barang tidak sesuai dengan ongkos produksi dari produsen.

“Bahkan tidak sedikit yang menawarkan harga diskon agar stok tahun sebelumnya bisa habis terjual,” ucap dia. Dalam jangka panjang, inflasi yang tetap rendah akan menyebabkan produsen rugi hingga mengancam operasional perusahaannya tutup.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebelumnya IHK sesuai yang dirilis BPS berada di posisi sangat rendah. Namun ia optimistis laju inflasi pada 2020 akan bertengger di level yang lebih stabil ketimbang tahun ini. “Insya Allah tahun depan terjaga di 3 persen,” ujar Perry, Senin, 19 Oktober lalu.

Baca juga: Inflasi 2020 Terlalu Rendah, Gubernur BI: Tahun Depan Terjaga 3 Persen

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

3 menit lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

15 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

18 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

20 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

7 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

8 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

8 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya