Sri Mulyani Senang Banyak Generasi Milenial Beli Surat Utang Negara

Selasa, 20 Oktober 2020 06:39 WIB

Gestur Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers tentang realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 per akhir Oktober 2019 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 18 November 2019. Sri Mulyani mengatakan, secara tahunan belanja negara hanya tumbuh sebesar 4,5 persen, jauh lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tumbuh 11,9 persen. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati senang karena makin banyak kelompok muda atau generasi milenial yang melek dengan Surat Berharga Negara (SBN). Saat ini, puluhan ribu anak milenial (kelahiran 1980 sampai 2000) tercatat sudah menjadi investor di instrumen surat utang negara, seperti sukuk maupun non-sukuk.

"Cukup menggembirakan, naiknya tinggi banget," kata Sri Mulyani dalam acara Capital Market Summit and Expo pada Senin, 19 Oktober 2020.

Menkeu menyatakan kendati dana yang dimiliki kelompok investor milenial ini masih minimalis, yaitu Rp500 ribu sampai Rp1 juta, tapi jumlahnya sangat banyak. Kondisi itu berbanding terbalik dengan generasi Baby Boomers (generasi kelahiran 1940-an hingga 1960-an). "Jumlahnya (investor) kecil, belinya banyak," ujarnya.

Tren kenaikan pembelian surat utang oleh milenial ini sebenarnya sudah terjadi setidaknya sejak tahun lalu. Pada Februari 2019, generasi milenial mendominasi 51,74 persen pembelian Sukuk Tabungan ST-003.

Beberapa waktu lalu, PT Mandiri Sekuritas menyampaikan 70 persen investor yang membeli SBN merupakan generasi milenial. Bahkan, 60 persen dari nasabah Mandiri Sekuritas berasal dari kelompok generasi ini.

Advertising
Advertising

Dengan kondisi tersebut, Sri Mulyani berkomitmen untuk terus melakukan penerbitan surat utang yang bisa diakses oleh kelompok milenial. "Kami akan terus melakukan pendalaman dari basis investor," tutur Menkeu.

Komitmen ini disampaikan di tengah proporsi utang Indonesia yang akan semakin naik di tahun depan untuk memulihkan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Pada 2019, rasio utang Indonesia berada di posisi 30,5 persen terhadap PDB.

Memasuki 2020 utang negara akan naik menjadi 38,5 persen. Ini terjadi karena defisit anggaran diperlebar dari 2,3 persen menjadi 6,3 persen. Tahun 2021 utang Indonesia dipatok sebesar 41,8 persen terhadap PDB.

Baca juga: 5 Tips Investasi untuk Milenial, Salah Satunya: Fokus ke Tujuan

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

2 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

7 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

11 jam lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

11 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

1 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

2 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

5 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya