Sri Mulyani Ingatkan Soal Lingkungan Dari Lembaga Dunia di UU Cipta Kerja

Senin, 19 Oktober 2020 11:51 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani membacakan pandangan akhir Pemerintah atas RUU tentang APBN saat rapat paripurna ke-6 masa persidangan I tahun sidang 2020-2021 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 29 September 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan peringatan dari lembaga internasional terhadap aspek lingkungan yang ada di Omnibus Law UU Cipta Kerja. Salah satunya datang dari lembaga rating Moody's dalam laporan mereka pada 8 Oktober 2020 atau tiga hari setelah aturan itu disahkan di sidang paripurna DPR.

"Mereka mengharapkan untuk masalah lingkungan hidup dan relaksasi standarnya memerlukan perhatian," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual pada Senin, 19 Oktober 2020.

Sebelumnya dalam UU Cipta Kerja, pemerintah telah memangkas sejumlah birokrasi dalam investasi yang bersinggungan dengan lingkungan. Kini, izin investasi tak lagi seragam, tapi berbasis risiko. Semakin rendah risiko terhadap lingkungan, semakin ringan perizinannya.

Omnibus Law juga mengubah ketentuan soal analisis dampak lingkungan atau Amdal pada sebuah proyek atau investasi. Sejumlah prosedur dipangkas dan pihak yang terlibat dalam penilaian Amdal pun dikurangi.

Adapun dalam laporannya, Moody's menyampaikan ada sejumlah aspek dalam Omnibus Law yang akan mereduksi keseluruhan dampak positif yang muncul. Di antaranya karena ada relaksasi pada pelaporan bisnis yang selama ini membutuhkan Amdal.

Advertising
Advertising

Selain itu, potensi reduksi juga terjadi karena batasan pembukaan lahan gambut untuk perkebunan sawit semakin dipermudah di UU Cipta Kerja. Kedua poin ini, kata Moody's, bisa mengurangi minat investasi asing yang fokus pada aspek keberlanjutan, ESG (Environmental, Social, and Governance)-driven goals, dan produksi komoditas yang bertanggungjawab.

Selain Moody's, sorotan mengenai lingkungan juga disampaikan oleh lembaga multilateral, Asian Development Bank (ADB). Sorotan ini disampaikan dalam laporan pada 7 Oktober 2020.

ADB, kata Sri Mulyani, mendukung terwujudnya pasar tenaga kerja yang lebih adil. "Sekaligus masalah pelestarian lingkungan hidup," kata Sri Mulyani.

Meski demikian, Moody's dan ADB melihat Omnibus Law ini memiliki nilai positif untuk Indonesia. Moody's menilai UU ini juga akan menarik investasi untuk pertumbuhan jangka panjang. Sementara ADB melihat UU ini akan membantu pemulihan dari pandemi.

Selain keduanya, Sri Mulyani menyebut respons positif disampaikan oleh FitchRatings pada 14 Oktober dan yang terbaru, Bank Dunia, pada 16 Oktober 2020. "Mereka melihat suatu harapan yang positif bagi Indonesia untuk terus recover dan memperkuat ekonominya," kata dia.

Baca juga: Wamenlu Jawab Kekhawatiran Investor Asing Soal UU Cipta Kerja

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

14 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

2 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

3 hari lalu

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

Kelompok Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Yogyakarta menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day dengan menyampaikan 16 tuntutan

Baca Selengkapnya

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

3 hari lalu

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

Partai Buruh menanggapi ucapan Hari Buruh 2024 yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

3 hari lalu

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

Bendera bajak laut topi jerami yang populer lewat serial 'One Piece' berkibar di tengah aksi memperingati Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

3 hari lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya