Paling Diburu Investor Hari Ini, Saham Antam Ditransaksikan Hingga Rp 528,3 M
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 16 Oktober 2020 15:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Saham PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam paling diburu investor sepanjang sesi perdagangan hari ini, Jumat, 16 Oktober 2020.
Data Bloomberg memperlihatkan, harga saham dengan kode ANTM itu naik 0,53 persen ke Rp 940 per lembarnya hingga pukul 14.23 WIB. Dengan begitu, emiten pertambangan itu menjadi saham dengan nilai transaksi paling tinggi hingga jelang penutupan perdagangan.
Hingga pukul 14.23 WIB itu, total nilai transaksi saham ANTM mencapai Rp 528,3 miliar. Jumlah itu melampaui saham PT Bank BRIsyariah Tbk. (BRIS) dengan Rp 496,2 miliar.
Pembelian saham paling banyak dilakukan melalui PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia senilai Rp 94,73 miliar. Selanjutnya, posisi kedua ditempati oleh PT Mandiri Sekuritas Rp 43 miliar.
Sementara target harga saham ANTM dalam 12 bulan berada di level Rp 916,67. Harga terkini saham perseroan telah melewati target konsensus.
<!--more-->
Direktur Utama Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Orias Petrus Moedak sebelumnya mengungkapkan PT Aneka Tambang Tbk. akan bergabung dengan PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) di dalam Indonesia Battery Holding (IBH). Tiga perusahaan itu akan bergabung di holding dengan komposisi kepemilikan yang sama.
Orias menjelaskan bahwa PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) merupakan pemilik tambang nikel. Oleh karena itu, MIND ID menugaskan ANTM bertugas di sisi hulu.
“Kami dari MIND ID akan di holding BUMN industri baterai kemudian di hulu akan ada ANTM. Kami akan join holding dengan Antam dan mitra dari luar yang akan bekerja sama dengan kami,” kata Orias dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 15 Oktober 2020.
Nantinya, menurut Orias, Indonesia Battery Holding tidak hanya akan memproduksi baterai untuk kendaraan. IBH juga akan menyiapkan baterai untuk perumahan.
Adapun nilai investasi proyek pengembangan baterai ini diperkirakan mencapai US$ 12 miliar atau sekitar Rp 180 triliun. Orias menuturkan bahwa pendanaan nantinya berasal dari kombinasi modal dari pemegang saham dan pinjaman perbankan.
Saat ini, tim pengembangan proyek tersebut secara intensif tengah menyiapkan rencana kerja sama dengan calon mitra luar negeri yang berasal dari Cina dan Korea Selatan. Kedua mitra tersebut diketahui adalah dua produsen baterai kendaraan listrik terbesar dunia, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. dari Cina dan LG Chem Ltd. dari Korea Selatan.
BISNIS
Baca: Bos Holding Pertambangan Beberkan Kondisi Perusahaan Selama Pandemi