Karyawan bank mengitung uang 100 dolar amerika di Bank Mandiri Pusat, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa, semakin tertekan dampak wabah COVID-19. Rupiah ditutup melemah 240 poin atau 1,61 persen menjadi Rp15.173 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.933 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat, 16 Oktober 2020, berpeluang menguat seiring pembahasan terkait stimulus di Amerika Serikat yang diharapkan disepakati sebelum pemilihan presiden AS pada awal November.
Pada pukul 09.34 WIB, rupiah masih melemah 38 poin atau 0,26 persen menjadi Rp 14.728 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.690 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pemerintah AS di bawah Donald Trump semalam masih membuka kemungkinan stimulus akan dirilis sebelum pemilu.
Trump menaikkan penawarannya untuk mendekati penawaran dari Partai Demokrat dan pembicaraan masih berlangsung. Stimulus AS dinilai bisa membantu pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam.
"Sikap pemerintah Trump tersebut bisa memberikan sentimen positif untuk aset berisiko dan berpotensi mendorong pelemahan dolar AS terhadap mata uang lainnya termasuk rupiah," ujar Ariston.
Dari dalam negeri, lanjutnya, demo yang terkendali serta surplus neraca perdagangan, juga bisa membantu penguatan rupiah hari ini. <!--more--> Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI pada September 2020 mengalami surplus US$ 2,44 miliar dengan nilai ekspor 14,01 dan impor US$ 11,57 miliar, sehingga Indonesia mengalami surplus untuk kelima kalinya tahun ini sejak Mei 2020.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.650 per dolar AS hingga Rp 14.750 per dolar AS.
Kamis kemarin rupiah ditutup menguat 28 poin atau 0,19 persen menjadi Rp 14.690 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.718 per dolar AS.