TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menilai program Kartu Prakerja bisa menjadi salah satu indikator untuk melihat masyarakat yang tengah putus asa untuk mendapatkan pendapatan atau uang.

"Kalau dia mau uang, walaupun program mungkin dikritik tidak ada gunanya, artinya dia desperated. Dengan itu kita tahu siapa sebetulnya yang perlu uang," kata Chatib dalam diskusi virtual, Selasa, 13 Oktober 2020.

Menurut Chatib, salah satu indikator yang muncul dari program Kartu Prakerja ialah bisa melihat seberapa butuh peserta terhadap insentif yang didapat. Sebab, ia menilai, meskipun programnya dianggap tidak berguna namun tetap diikuti.

"Contoh kalau orang pakai kartu prakerja, online training tidak ada gunanya, dia berhenti loh. Tapi kalau dia tetap ikut program yang nggak ada gunanya itu, artinya dia butuh uang," ujar dia.

Pemerintah dalam program Kartu Prakerja memberikan insentif kepada tiap peserta sebesar Rp 3,55 juta. Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan sebanyak 4,86 juta orang penerima manfaat telah mendapatkan bantuan pemerintah lewat program Kartu Prakerja.

Program bantuan Kartu Prakerja merupakan stimulus yang diberikan pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 dan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. "Realisasi sampai dengan 23 September (Program Kartu Prakerja) telah tersalurkan Rp 16,617 triliun kepada 4,86 juta penerima manfaat," kata Jokowi saat memberikan keterangan tentang perkembangan realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Sabtu, 26 September 2020.

Baca juga: Waspada Hoaks Bantuan Kartu Prakerja Rp 600 Ribu via Prakerja.vip

HENDARTYO HANGGI