TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri memperkirakan investasi swasta masih belum akan banyak bertumbuh di tahun 2021. Hal itu, menurut dia, dapat dilihat dari kondisi penyaluran kredit di perbankan saat ini.
"Loan to deposit ratio-nya turun, likuiditas di bank itu ample. Uangnya banyak, tapi tidak ada yang minjem," kata Chatib dalam diskusi virtual, Selasa, 13 Oktober 2020.
Chatib menduga hal ini terjadi karena orang atau pengusaha enggan meminjam uang di bank akibat lesunya permintaan atau demand terhadap produksinya tidak ada. Sebab, selama ini , biasanya orang meminjam uang di bank untuk membiayai produksi.
"Jadi yang problem di bank saat ini adalah credit crunch. Bukan soal likuiditas. Uangnya ada, tapi tidak ada yang mau pinjam. Dan perbankan juga takut untuk minjemin," ujar Chatib.
Dari survei yang dilakukan, ia menyarankan pemerintah lebih baik mendorong sisi konsumsi masyarakat dalam kondisi saat ini. Untuk menggenjot konsumsi itu, tidak bisa dilakukan melalui kebijakan moneter jangka pendek.
"Karena kalau tingkat bunga diturunkan, orang tetap tidak pinjam uang dari bank. Karena loan to deposit ratio turun," kata Chatib.
Satu-satunya yang baik dilakukan dalam kondisi saat ini, menurut Chatib, mau tidak mau menggunakan fiskal stimulus sebagai langkah awal. Seperti untuk kelas bawah dengan stimulus bantuan langsung tunai atau BLT dan kelas menengah atas stimulus dengan Program Pemulihan Ekonomi Nasional.
Baca: Chatib Basri: Hampir Semua Negara Meniru yang Kita Lakukan dari 2015 Lalu