Bos BCA Jelaskan Sebab Penyaluran Kredit per Agustus Hanya Tumbuh 1,28 Persen
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 12 Oktober 2020 05:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA Jahja Setiaatmadja blakblakan menjelaskan penyebab penyaluran kredit di bank yang dipimpinnya melemah di masa pandemi. Sejumlah kendala dalam menggelontorkan kredit itu terlihat dari pelemahan demand hingga adanya penambahan ekuitas yang diberikan pemerintah ke BUMN.
Hingga Agustus 2020, penyaluran kredit BCA mencapai Rp 570,353 triliun. Angka ini hanya tumbuh 1,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Walau begitu, angka ini jauh lebih tinggi daripada realisasi industri perbankan yang hanya tumbuh 1,04 persen dalam periode yang sama. Angka tersebut terlihat dalam laporan bulanan BCA per Agustus 2020.
Jahja menjelaskan permintaan kredit baru memang melemah di tengah pandemi. Selain itu, adanya penambahan ekuitas ke beberapa BUMN menyebabkan perusahaan pelat merah membayar pinjaman ke bank. Kondisi ini menurunkan jumlah baki debet kredit yang disalurkan BCA.
Selain itu, kata Jahja, ada peningkatan kredit menganggur yang belum ditarik debitur atau undisbursed loan. Hal tersebut turut ikut mendorong pelemahan penyaluran kredit di tengah pandemi. "Kami tidak menahan kredit. Kalau nasabah belum perlu, ya tidak bisa dipaksakan," ucap Jahja akhir pekan lalu.
Menurut Jahja, adanya penempatan uang negara juga tidak akan efektif dalam mendorong kredit. Pasalnya, hingga saat ini, penghimpunan dana di BCA sangat ample alias cukup. Kondisi ini pun berbanding terbalik dengan bisnis kredit yang lesu.
<!--more-->
"Kredit lemah karena tidak ada yang minta, bisnis lesu kredit buat apa? Tidak ada kebutuhan," ucap Jahja.
Sebelumnya Otoritas Jasa Keuangan atau OJK menyebutkan nilai kredit yang belum ditarik atau undisbursed loan per Juli 2020 mencapai Rp 1.654 triliun. Jumlah ini meningkat 9,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo sebelumnya mengingatkan perbankan untuk tetap waspada dalam penyaluran kredit di tengah tantangan perlambatan ekonomi nasional. "Ada tantangan, penyaluran kredit yang masih minim," kata Dody dalam siaran virtual Kick Off West Java Economic Society, Rabu, 23 September 2020.
Hal itu, menurut Dody, disebabkan permintaan domestik yang belum kuat, karena kinerja korporasi yang tertekan dan konsumsi rumah tangga yang masih rendah. Selain itu juga masih ada kehati-hatian industri perbankan akibat pandemi masih berlanjut akibat Covid-19.
Dody menilai ekonomi yang terkontraksi cukup dalam di kuartal II masih berdampak pada lambatnya penyaluran kredit hingga beberapa bulan ke depan. Selain itu, resesi ekonomi Indonesia juga tidak bisa dihindarkan di tengah pandemi. Meski begitu ia tetap optimistis ekonomi masih akan dapat membaik di kuartal berikutnya.
BISNIS | HENDARTYO HANGGI
Baca: Bos BCA Sebut Ada Debitur yang Gagal Bayar dalam Program Restrukturisasi Kredit