Menkop Teten Masduki Siapkan Model Bisnis Korporasi Petani dan Nelayan

Reporter

Antara

Selasa, 6 Oktober 2020 12:54 WIB

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada pembukaan acara BRIncubator Go Global, Rabu (16/09/2020).

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyiapkan model bisnis korporasi petani dan korporasi nelayan yang diharapkan dapat direplikasikan di berbagai tempat di Tanah Apir.

“Kami menyiapkan ‘piloting model business’ korporasi petani atau nelayan yang kami replikasi di berbagai tempat. Ada beberapa, misalnya beras seluas 800 hektare di Demak, kelapa sawit di Pelalawan Riau, beberapa komoditas lain yang bagus untuk piloting kerja sama antarkementerian,” kata Teten dalam jumpa pers setelah rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi bertopik Korporasi Petani dan Nelayan dalam Mewujudkan Transformasi Ekonomi dari Istana Kepresidenan Bogor, Selasa, 6 Oktober 2020.

Ia mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan Belanda misalnya untuk mengembangkan model koperasi pertanian untuk dijadikan model bisnis koperasi di Tanah Air.

Teten berharap pengembangan koperasi yang lebih modern akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani atau nelayan yang dapat memetik profit dari bisnis model yang dikembangkan.

“Tidak bisa lagi petani, nelayan, UMKM berusaha sendiri perorangan dalam skala kecil tapi harus bergabung dalam skala efisien, kami dorong mereka bergabung dalam koperasi,” katanya.

Kementerian Koperasi dan UKM mengembangkan model bisnis misalnya untuk petani sawit di Pelalawan, Riau, yang didorong untuk berkoperasi kemudian membangun pengolahan CPO.

Selain itu petani beras di Demak, Jawa Tengah, didorong mengembangkan sawah seluas 100 hektare untuk produknya yang diekspor dan sebagian masuk ke pasar ritel domestik. Bahkan ketika permintaan terus meningkat, para petani tersebut memperluas lahan usaha hingga 800 hektare.

“Mereka berkoperasi kemudian membentuk PT dan membangun pabrik besar modern dengan investasi Rp 40 miliar dengan Rp 12 miliar di antaranya diperoleh dari koperasi petani. Model seperti ini nanti kami integrasikan ke sistem pembiayaan KUR untuk petani penggarap dalam mengembangkan padi,” katanya.

Teten mengatakan pihaknya juga akan memperkuat koperasi sebagai korporasi petani dan nelayan dari sisi pembiayaan dengan menyediakan dana bergulir dari LPDB KUMKM.

“Koperasi diperkuat pembiayaan dari LPDB KUMKM, jadi koperasi beli gabah dan baru diolah RMI dan nanti yang jual ke market adalah koperasi agar petani dapat keuntungan dari seluruh proses dari tanam, pengolahan, sampai ‘end product’ seluruhnya dikelola petani jadi bantuan pupuk, bibit sampai pembiayaan bisa dikelola untuk produktivitasnya,” katanya.

Ke depan, pihaknya juga akan mereplikasi model bisnis serupa ke komoditas yang lain termasuk garam, ikan, dan lainnya dengan menggandeng kementerian/lembaga lain termasuk BUMN.

ANTARA

Berita terkait

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

7 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

10 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

1 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

2 hari lalu

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

Kemenkop UKM pastikan tidak ada yang membatasi jam operasi warung atau toko klontong milik masyarakat seperti warung Madura.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

KPK Setor Rp126 Miliar ke Negara dari Uang Pengganti Kasus Korupsi di Bakamla

6 hari lalu

KPK Setor Rp126 Miliar ke Negara dari Uang Pengganti Kasus Korupsi di Bakamla

KPK menyetorkan uang pengganti kasus suap satelit Bakamla dengan terpidana korporasi PT Merial Esa.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

7 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

7 hari lalu

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

10 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

10 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya