Rasio Utang Diprediksi Melebar ke 41 Persen PDB di 2021, Ekonom: Cukup Aman

Reporter

Caesar Akbar

Sabtu, 3 Oktober 2020 20:06 WIB

Tiga ekonom, Rimawan Pradiptyo, Piter Abdullah, dan Enny Sri Hartarti mewakili 233 ekonom mendukung Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerbitkan Perpu KPK di Hotel Mercure, Jakarta Selatan, Jumat, 18 Oktober 2019. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai kenaikan rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB ke kisaran 41,09 persen paea 2021 tidak perlu ditakuti.

Ia mengatakan peningkatan utang adalah konsekuensi dari pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di tengah upaya pemerintah menanggulangi dampak pandemi. Yang terpenting, ujar dia, anggaran yang dikeluarkan pemerintah tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Tanah Air.

"Meskipun meningkat tetapi rasio utang pemerintah diperkirakan masih di kisaran 41 persen PDB pada tahun 2021. Artinya masih cukup jauh di bawah batas 60 PDB sebagaimana diatur dalam UU, menurut saya masih cukup aman," ujar Piter kepada Tempo, Sabtu, 3 Oktober 2020.

Selama ini, menurut Piter, pemerintah bisa mengurangi utang dengan cara meningkatkan pendapatan, salah satunya melalui pajak. Namun, dalam kondisi pandemi seperti saat ini, ia menyebut penerimaan dari sektor pajak tidak bisa diharapkan besar lantaran pemerintah justru memberi berbagai insentif perpajakan untuk memulihkan ekonomi.

Karena itu, peningkatan utang menjadi pilihan saat ini. "Menurut saya, peningkatan utang tidak perlu ditakuti, apalagi di tengah pandemi saat ini dimana penerimaan pajak tidak bisa diharapkan besar," kata Piter.

Badan Kebijakan Fiskal sebelumnya memperkirakan rasio utang terhadap PDB Indonesia akan kembali dari semula 37,6 persen di 2020 menjadi di 41,09 persen pada 2021. Lonjakan utang pemerintah itu adalah konsekuensi dari keseimbangan primer yang masih negatif cukup dalam pada tahun depan.

Kendati demikian, keseimbangan primer tersebut sebenarnya diperkirakan sudah cukup membaik ketimbang tahun ini. Tahun ini, keseimbangan primer berada di angka negatif 4,27 persen dari PDB. Sementara, tahun depan diperkirakan menyusut menjadi negatif 3,59 persen saja.

"Dengan defisit melebar di 2021 walau sudah mulai konsolidasi ketimbang 2020, tapi primary balance tetap dalam. Makanya enggak heran itu rasio utang terhadap PDB naik lagi. Sekitar 41,09 kami kita prediksi," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Nathan Kacaribu dalam konferensi video, Jumat, 2 Oktober 2020.

CAESAR AKBAR

Baca juga:
Rasio Utang RI Diprediksi Bakal Melonjak ke 41,09 Persen PDB di 2021

Berita terkait

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

8 jam lalu

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 7,025 triliun dari pelelangan tujuh seri surat utang yakni Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

19 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

7 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

10 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

11 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

11 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

11 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

12 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya