Terimbas Pandemi, Menperin: Neraca Dagang Kopi Olahan Surplus USD 211 Juta
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 1 Oktober 2020 18:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kinerja perdagangan kopi olahan Tanah Air masih moncer di tengah tekanan pandemi Covid-19.
Meskipun terhantam pagebluk, ia berujar pada periode Januari - Juni 2020, neraca perdagangan produk kopi olahan masih mengalami surplus sebesar US$ 211,05 juta. “Ini merupakan pencapaian yang cukup menggembirakan pada masa pandemi saat ini,” kata Agus dalam keterangan tertulis, Kamis, 1 Oktober 2020.
Karena itu, Agus mengatakan kementeriannya terus memacu keberlangsungan usaha sektor industri pengolahan kopi di dalam negeri yang cukup mengalami tekanan terhadap dampak pandemi Covid-19.
Salah satu upayanya adalah memfasilitasi perluasan pasar ekspor karena kopi olahan Indonesia telah diakui keunggulannya di oleh banyak konsumen mancanegara. “Industri pengolahan kopi nasional tidak hanya menjadi pemain utama di pasar domestik, akan tetapi juga sudah dikenal sebagai pemain global.”
Menperin berujar ekspor produk kopi olahan memberikan sumbangan pemasukan devisa pada tahun 2019 mencapai US$ 610,89 juta atau meningkat 5,33 persen dibanding tahun 2018.
<!--more-->
“Ekspor produk kopi olahan kita didominasi produk berbasis kopi instan, kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke negara tujuan utama seperti di ASEAN, China, dan Uni Emirat Arab,” sebutnya.
Lebih lanjut, indikasi geografis (IG) merupakan salah satu komponen penting untuk mendorong ekspor kopi melalui penguatan merek produk-produk khas sejumlah daerah di Indonesia. Saat ini, telah terdaftar 32 IG kopi di Indonesia. Kopi arabika Gayo, misalnya, merupakan kopi Indonesia pertama yang mendapat pengakuan IG dari Uni Eropa sejak tahun 2017.
Agus optimistis bahwa industri pengolahan kopi nasional akan lebih berdaya saing global karena ditopang berbagai faktor, salah satunya adalah Indonesia merupakan negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia. Pada tahun 2019, produksi biji kopi Indonesia mencapai 729 ribu ton.
“Selain itu, guna memacu pengembangan industri kopi di Indonesia, kami secara konsisten melakukan berbagai program strategis, antara lain peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan teknologi, peningkatan standar dan kualitas produk, fasilitasi mesin peralatan, perbaikan kemasan, serta sertifikasi produk dan kompetensi bagi industri kecil dan menengah (IKM),” ujarnya.
Baca juga: Teten Ingin Petani Kopi Bergabung dengan Koperasi agar Mendapat Bantuan Pinjaman
CAESAR AKBAR