Perry Warjiyo Proyeksi Neraca Keuangan RI Defisit Rp 21,8 Triliun pada 2021

Reporter

Antara

Senin, 28 September 2020 20:01 WIB

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi bertajuk "Digital Transformation For Indonesian Economy: Finding The New Business Models" di Hotel Kempinski, Jakarta pada Rabu, 11 Maret 2020. (Foto: Norman Senjaya)

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksi neraca keuangan mengalami defisit pada 2021 sebesar Rp 21,8 triliun salah satunya imbas penerapan kebijakan berbagi beban atau burden sharing untuk mendukung APBN dalam menangani pandemi COVID-19.

“Perkiraan waktu itu defisit Rp 24 triliun tapi dengan terakhir, tahun depan (defisit) Rp 21,8 triliun,” katanya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI secara virtual di Jakarta, Senin, 28 September 2020.

Dalam mendukung APBN, BI membeli SBN di pasar perdana sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) pertama dengan Menteri Keuangan 16 April 2020.

BI juga membeli SBN pemerintah secara langsung sesuai SKB kedua pada 7 Juli 2020.

Hingga 24 September 2020, BI sudah menyerap Rp 183,48 triliun SBN secara langsung yang digunakan untuk membiayai kebutuhan publik atau public goods yang semua dana dan bebannya dari BI.

Di dalam SKB 7 Juli itu, lanjut dia, juga ada kebutuhan untuk membiayai non public goods sebesar Rp177 triliun dengan skema berbagi beban yakni pemerinta menanggung reverse repo selama tiga bulan dikurangi satu persen atau sekitar 2,7 persen.

Sedangkan beban yang ditanggung BI, kata dia, selisih antara yield SBN sekitar 6,8 persen dikurangi 2,7 persen.

Selain burden sharing, defisit keuangan BI, lanjut dia, juga disebabkan suku bung global menurun sehingga penurunan devisa asing juga turun.

Untuk itu, kata dia, BI akan mencari alternatif lain supaya penerimaan hasil penanaman devisa bisa lebih tinggi dan melakukan efisiensi operasi moneter. “Kalau dulu sebagian pakai SBI sekarang hampir semua menggunakan SBN tapi SBN yang kami miliki sebagian untuk burden sharing juga,” katanya.

ANTARA

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

9 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

11 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

17 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya