Sri Mulyani Yakin Dampak PSBB Jilid II Tak Sedalam pada Bulan Maret

Selasa, 22 September 2020 14:40 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani didampingi Wamenkeu Suahasil Nazara mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 26 Agustus 2020. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan dampak ekonomi akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar Jilid II di DKI Jakarta tidak akan sedalam imbas pembatasan sebelumnya. Ia mengatakan masyarakat sudah mulai bisa menyesuaikan dengan situasi ini.

"Saya melihat masyarakat di perkotaan sudah berpengalaman menghadapi PSBB karena sudah berlangsung sejak Maret hingga April lalu, sehingga sekarang mereka bisa sudah bisa melakukan kombinasi kegiatan dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Mereka pasti akan melakukan penyesuaian, sehingga dampaknya tidak akan sedalam Maret-April lalu," ujar dia dalam konferensi video, Selasa, 22 September 2020.

Menurut Sri Mulyani, pada penerapan PSBB jilid I, masyarakat baru pertama kali mengalami pembatasan tersebut sehingga belum berpengalaman. Akibatnya, mereka belum dapat merencanakan dan menyesuaikan aktivitasnya secara cepat. Akibatnya, ekonomi terkontraksi cukup dalam dengan berhentinya kegiatan masyarakat.

Sri Mulyani berujar pihaknya akan tetap memantau dampak dari kebijakan tersebut. Ia mengatakan belakangan aktivitas dan mobilitas masyarakat sudah mulai ada peningkatan. Meskipun, akibat PSBB yang kembali diperketat, kemungkinan aktivitas tersebut akan mengalami penyesuaian.

"Sejak Juni, kami lihat adjusment mulai terjadi. Ini menjadi harapan meski kita melakukan pengetatan PSBB, tidak berarti semua aktivitas terhenti yang berdampak pada ekonomi," kata Sri Mulyani.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Lantaran semakin teredukasi, dia berharap masyarakat mulai bisa beraktivitas dengan tetap aman dari risiko Covid-19 dan penularannya. Sebab, kalau protokol kesehatan tidak diindahkan, ia khawatir risiko kesehatan melonjak dan kembali berimbas kepada kegiatan ekonomi.

"Titik seimbang ini yang kami coba dukung di sektor kesehatan, dari sisi anggaran yang disediakan, alokasi, prioritas, dan bagaimana masyarakat dan pemerintah semuanya mencoba untuk memulihkan kondisi ekonomi dan kegiatan sosial," ujar Sri Mulyani.

Baca: Agustus 2020, Sri Mulyani: Defisit APBN Rp 500,5 T atau 3.05 Persen dari PDB

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

54 menit lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

20 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

20 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

21 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

4 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

4 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya