Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersama Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Gatot Eddy Pramono (kanan), Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia Arief Budiman (kiri), Wakasad Letjen TNI Mochammad Fachrudin (kedua kiri), Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana dan Pangdam Jaya, Mayjen Dudung Abdurachman saat konferensi pers terkait kampanye protokol kesehatan di Polda Metro Jaya, Kamis, 10 September 2020. Polda Metro Jaya menggelar acara bertajuk 'Pembagian Masker Secara Serentak, Kampanye Jaga Jarak, Hindari Kerumunan dalam Rangka Operasi Yustisi Penggunaan Masker dan Pilkada 2020 yang Aman, Damai, dan Sehat'. Dengan adanya kampanye tersebut, diharapkan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan, khususnya dalam penyelenggaraan Pilkada 2020 bisa berjalan dengan baik dan selamat. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) sekaligus Menteri BUMN, Erick Thohir berharap vaksin asli Indonesia yang diberi nama Merah Putih dapat mulai diproduksi masal pada tahun 2022. Adapun vaksin tersebut saat ini sedang dikembangkan oleh Lembaga Eijkman, Balitbangkes Kementerian Kesehatan, Bio Farma dan beberapa Perguruan tinggi.
"Dari informasi yang didapatkan insyaAllah kalau bisa uji klinis I sampai dengan III vaksin Merah Putih bisa berjalan pada tahun depan, sehingga pada tahun 2022 kita bisa mulai memproduksi vaksin Merah Putih," kata Erick dalam Dies Natalis 63 Tahun Universitas Padjajaran (UNPAD) secara virtual, Jumat, 11 November 2020.
Erick juga berharap proses penemuan vaksin Merah Putih alias vaksin buatan dalam negeri dapat dipercepat sehingga dapat turut memenuhi kebutuhan dosis vaksin di Tanah Air. Sehingga, dengan adanya vaksin Merah Putih agar Indonesia tidak bergantung pada vaksin yang diproduksi dari produsen luar negeri.
"Kita menyampaikan bahwa vaksin (Merah Putih) ini prioritas," ujar Erick.
Untuk rencana jangka pendek, Erick mengungkapkan, Indonesia telah mendapatkan komitmen dari Cina dan Uni Emirat Arab setidaknya 30 juta dosis vaksin pada akhir tahun 2020. Hal ini bisa terealisasi bila uji klinis telah rampung sepenuhnya.
Melalui kerja sama dengan Sinovac asal Cina, Erick menyebut Indonesia mendapatkan komitmen untuk memperoleh 20 juta dosis vaksin di akhir tahun. Kemudian 250 juta dosis vaksin menyusul di tahun 2021.