Sri Mulyani Diberondong Pertanyaan soal Pertumbuhan dan Larangan Kunjungan WNI
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 9 September 2020 12:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Daerah melontarkan sejumlah pertanyaan ke Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja hari ini.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Bali, Bambang Susanto, misalnya, bertanya ihwal target pertumbuhan ekonomi 2021 yang terbilang cukup tinggi karena pada saat ini 59 negara menutup pintu kunjungan untuk warga negara Indonesia atau WNI.
"Padahal kita ketahui saat ini kita sedang di-lockdown oleh 59 negara bahwa kita dianggap gagal dalam penanganan pandemi Covid-19," kata Bambang dalam rapat kerja Komite IV DPD dengan Sri Mulyani, Rabu, 9 September 2020.
Bambang mempertanyakan parameter apa yang pemerintah gunakan untuk memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terlalu optimistis pada level 4,5 hingga 5,5 persen di 2021. Padahal kontraksi ekonomi terjadi sangat di kuartal II 2020 minus 5,3 persen dan minus 10,98 persen di Bali.
Lebih jauh, Bambang berharap Bali yang selama menjadi penyumbang devisa pariwisata terbesar atau hampir setiap tahun menyentuh Rp 100 triliun, perlu perhatian khusus.
<!--more-->
"Mudah-mudahan dengan adanya rapat dengan bu menteri secara virtual ini ada semacam diskresi tersendiri dari bu menteri bagaimana men-treat Bali agar bangkit parwisatanya. Karena itu andalan utamanya," ujar Bambang.
Hal senada disampaikan oleh Gusti Farid Hasan Aman, anggota DPD dari Kalimantan Selatan. Ia mempertanyakan logika pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi 4,5 persen di 2021.
"Kita penuh ketidakpastian selama vaksin belum ditemukan. Kemungkinan susah untuk recovery. Kita juga sekarang seolah-olah negara yang ditakuti untuk dikunjungi, bagaimana ekonomi kita mau bertumbuh?" kata Gusti.
Adapun pembatasan kunjungan warga Indonesia berkaitan dengan tingginya kasus positif Corona di Tanah Air. Hingga Senin, 7 September 2020, total kasus virus Corona di Indonesia mencapai 196.989 orang. Jumlah pasien sembuh total 140.652 orang, dan 8.130 pasien dilaporkan meninggal.
Salah satu negara yang membatasi kunjungan dari Indonesia ke negaranya adalah Malaysia. Larangan tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob pada Selasa 1 September 2020 lalu dan berlaku mulai 7 September 2020.