Survei Markplus: 52 Persen Warga Non-Jabodetabek Harus Tambah Paket Data HP

Jumat, 4 September 2020 19:27 WIB

Founder MarkPlus Hermawan Kartajaya (ketiga dari kiri) saat menyampaikan Keterangan Pers MarkPlus Conference 2017 di Jakarta, 1 Desember 2016. Tempo/Tongam sinambela

TEMPO.CO, Jakarta - Konsultan marketing di Indonesia, MarkPlus Inc. melakukan survei terhadap 111 responden di seluruh Indonesia. Hasilnya, sebanyak 52,1 persen masyarakat non-Jabodetabek harus menambah pembelian kuota internet seluler (mobile broadband) alias paket data di telepon genggam atau HP mereka selama pandemi Covid-19.

"Karena 68,8 persen pengguna internet di wilayah tersebut belum memasang fixed broadband," kata Associate Business Analyst MarkPlus Inc. Sabrina Iryanti dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, 4 September 2020.

Fixed broadband adalah layanan internet kabel seperti contohnya wifi pribadi. Menurut Sabrina, ketergantungan masyarakat non-Jabodetabek pada kuota internet seluler membuat 22,9 persen mereka mengkonsumsi kuota lebih dari 30 gigabyte hingga unlimited.

Kondisi yang berbeda terjadi pada pengguna internet di Jabodetabek. Sekitar 63,5 persen masyarakat Jabodetabek tidak menambah maupun mengurangi kuota internet seluler bulanan. Sebab, mereka sudah didukung oleh personal wifi yang sudah terpasang di rumah masing-masing.

Sebelum pandemi, 31,7 persen masyarakat Jabodetabek menghabiskan kuota internet seluler 5 sampai 10 gigabyte. Saat pandemi jumlah kuota yang dipakai relatif sama. "Karena 74,6 persen dari mereka menggunakan wifi," kata Sabrina.

Dalam survei ini, Markplus Inc. juga mencatat bahwa kegiatan yang paling banyak menghabiskan kuota internet adalah telepon maupun video konferensi secara online sebesar 36 persen.

Kegiatan ini untuk mendukung interaksi bekerja dan belajar yang dilakukan dari rumah. Lalu diikuti oleh menonton video secara online sebesar 35,1 persen dan bermain media sosial sebesar 22,5 persen.

Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) Kristiono mengatakan penetrasi fixed broadband di Indonesia memang belum merata. Sehingga sangat wajar masyarakat di daerah lebih mengandalkan internet seluler karena wifi tidak tersedia.

“Permasalahannya penetrasi fixed broadband rendah sekali. Kalau terhadap populasi hanya sekitar 3 sampai 4 persen,” kata Kristiono,

Tapi selain persoalan penetrasi, masalah juga muncul dalam layanan fixed broadband itu sendiri. Menurut Kristiono, para pelanggan, khususnya dari kelas ekonomi atas atau segmen A, masih mengalami ketidakpuasan.

Menurut dia, para pengguna dari segmen tersebut rela membayar lebih mahal untuk kualitas layanan yang diharapkan lebih baik. Sebab, seluruh aktivitas kini banyak dihabiskan di rumah.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

7 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

3 hari lalu

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

Ada sejumlah tokoh yang didagang mau dalam Pilwalkot Bogor 2024, termasuk Sekpri Iriana Jokowi dan eks Wakil Wali Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

5 Cara Melihat Kapasitas RAM HP Android dengan Cepat

3 hari lalu

5 Cara Melihat Kapasitas RAM HP Android dengan Cepat

Pengguna ponsel bisa melihat kapasitas RAM secara mudah melalui menu pengaturan dan aplikasi pihak ketiga. Ini cara melihat kapasitas RAM.

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

4 hari lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Pelaku Perampas HP Pelajar di Depok Diduga untuk Pesta Narkoba dan Bayar Kontrakan

9 hari lalu

Pelaku Perampas HP Pelajar di Depok Diduga untuk Pesta Narkoba dan Bayar Kontrakan

Nickola Ahmad (19 tahun) dan Wahyu Asbullah (21 tahun) mengaku merampas HP pelajar di Depok diduga untuk pesta narkoba dan bayar kontrakan.

Baca Selengkapnya

HP Pelajar SMP di Depok Dirampas Saat Pulang Sekolah, Korban Disabet Celurit

11 hari lalu

HP Pelajar SMP di Depok Dirampas Saat Pulang Sekolah, Korban Disabet Celurit

Pelajar SMP di Depok menjadi korban perampasan HP di Jalan Anggrek 5 RT. 02/04, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Depok.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

12 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

12 hari lalu

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

Google Form platform online yang memungkinkan pengguna untuk membuat formulir, survei, kuis, dan polling

Baca Selengkapnya

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

12 hari lalu

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar mengatakan tentara Amerika tersebut ditemukan sudah dalam keadaan meninggal di hutan Karawang.

Baca Selengkapnya