Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Negatif di Kuartal Ketiga Tahun Ini
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 2 September 2020 12:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di zona negatif pada triwulan III dan triwulan IV 2020. Pada kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada level minus 5,3 persen.
"Lower end, dari prediksi kami menunjukkan di kuartal ketiga kita mungkin masih mengalami negatif growth dan bahkan kuartal empat masih dalam zona sedikit di bawah netral," ujarnya dalam rapat bersama Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 2 September 2020.
Sri Mulyani berujar bahwa dengan bacaan dan analisis yang dilihat pada kuartal II 2020, khususnya pada aktivitas ekonomi, Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini berada di kisaran minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen.
"Kalau 0,2 persen itu kami mengasumsikan di kuartal III dan kuartal IV recovery bsia terjadi lebih untuk mengkompensasi kontraksi yang dalam di kuartal II," kata Sri Mulyani.
Pada kuartal II, kata Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi negatif terjadi lantaran kegiatan di berbagai daerah secara mendadak akibat Covid-19. Pada periode tersebut, pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar, hingga kebijakan bekerja dari rumah. Sehingga hampir seluruh belanja barang menjadi berhenti.
<!--more-->
"Di sisi lain kami juga melakukan refocusing dan realokasi serta perubahan APBN sehingga memang kuartal kedua kita dalam hal ini mengalami syok dari sisi APBN-nya dan juga dari sisi keseluruhan aktivitas pemerintah dari sisi belanja," tutur dia.
Namun, sesuai instruksi dari Presiden Joko Widodo, saat ini pemerintah mulai melakukan tracking belanja pemerintah secara pekan per pekan. Sehingga, pada bulan Agustus ini, tutur dia, mulai ada pertumbuhan belanja pemerintah hingga 8,8 persen dibanding bulan sebelumnya.
Di sisi lain, pemerintah terus memantau perkembangan pemulihan dari sisi permintaan, yaitu sektor konsumsi, investasi, dan ekspor bisa pulih. Ia mengatakan pemulihan ekspor akan sangat bergantung kepada pemulihan ekonomi global, sehingga sektor yang relatif bisa dikendalikan pemerintah adalah konsumsi dan investasi.
"Konsumsi dan investasi sangat tergantung kepada confidence, terutama untuk konsumsi kelas menengah atas confidence terhadap masalah Covid-19 dan pengendalian aktivitas yang normal yang tentu tidak akan diperoleh sebelum covid betul-betul hilang atau bisa dikendalikan dengan baik," kata Sri Mulyani.
Baca juga: Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Bisa Minus 1,1 Persen di 2020