Jumlah Penumpang Jeblok karena Pandemi, Bos Garuda: Terpuruknya Agak Lambat

Selasa, 1 September 2020 15:30 WIB

Pesawat Boeing 747-400 milik PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. yang berhenti beroperasi, di Cengkareng, Banten, 9 Oktober 2017. Pesawat ini telah dioperasikan sejak 23 tahun lalu. Tempo/Vindry Florentin

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra ingat betul bagaimana jumlah penumpang turun drastis pada awal pandemi medio Mei 2020 lalu. Saat itu virus Corona mulai menyasar banyak negara dan ditemukan pasien positif di Indonesia.

Angka penumpang jeblok paling drastis pada saat itu karena seharusnya pada periode itu pula Garuda Indonesia biasanya mengangkut banyak penumpang. "Yaitu bulan Mei," kata Irfan, dalam diskusi virtual, Selasa, 1 September 2020.

Musim puncak berpergian yang biasanya jadi waktu panen penumpang oleh maskapai penerbangan yang biasanya bertepatan di awal mudik Lebaran tak terjadi tahun ini. Normalnya, peak season juga terjadi minimal satu minggu hingga sepuluh hari para pemudik kembali dari daerahnya.

Saat itu pula yang biasanya jadi waktu tersibuk bagi karyawan Garuda. "Sehingga banyak teman-teman di Garuda tidak bisa menikmati Lebaran dan mudik," tutur Irfan. Selain itu, pemerintah kerap meminta peningkatan servis dalam melayani para penumpang di waktu pergi-pulang mudik.

<!--more-->

Advertising
Advertising

Jika biasanya untuk mengantisipasi lonjakan penumpang di hari libur tersebut, Garuda harus menambah armada penerbangan, kali ini berbeda. Akibat pandemi, Garuda terseok-seok karena tak bisa terus-terusan menerbangkan pesawat-pesawatnya untuk mencegah penyebaran virus tersebut di Tanah Air.

Namun begitu, pria yang memimpin maskapai pelat merah sejak 22 Januari lalu itu mengklaim keterpurukan armada penerbangannya pada Mei itu terbilang lambat. Sebab, Garuda punya pasar domestik yang sangat kuat.

Jadi, ketika pagebluk menyerang banyak negara, masih ada masyarakat yang berlibur menggunakan armada penerbangan itu. "Jadi terpuruknya agak lambat," ucap Irfan.

Namun di saat kunjungan umrah tidak dibolehkan dan diumumkan warga Indonesia terinfeksi virus mematikan, serta kebijakan pemerintah terkait larangan mudik, bagi Irfan, itulah waktu di mana keterpurukan mulai merambah perusahaan armada pelat merah itu. "Ya langsung bablas," kata dia.

IHSAN RELIUBUN | RR ARIYANI

Baca juga: Bantuan Modal untuk Garuda cs Ditargetkan Turun September

Berita terkait

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

1 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

2 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

3 hari lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

7 hari lalu

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

Foto Prabowo dan Gibran akan segera terpajang di berbagai kantor, lembaga dan instansi

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

7 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Sederet Kasus yang Menyeret Robert Bonosusatya, Jalur Alternatif Pansela hingga Diskon Garuda

28 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Sederet Kasus yang Menyeret Robert Bonosusatya, Jalur Alternatif Pansela hingga Diskon Garuda

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Rabu, 3 April 2024 dimulai dengan sederet kasus yang menyeret Robert Bonosusatya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dampak Jokowi Minta Desain Istana Wapres Direvisi, Menaker Ingatkan THR Cair H-7 Lebaran

49 hari lalu

Terpopuler: Dampak Jokowi Minta Desain Istana Wapres Direvisi, Menaker Ingatkan THR Cair H-7 Lebaran

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Rabu, 13 Maret 2024, dimulai dari instruksi Presiden Jokowi agar desain istana Wapres di IKN direvisi.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Menang Banding atas Gugatan Greylag Entities di Paris

29 Februari 2024

Garuda Indonesia Menang Banding atas Gugatan Greylag Entities di Paris

Garuda Indonesia menang banding atas gugatan Greylag Entities dalam kasus judicial release (pembebasan yudisial).

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Tebar Diskon Tiket Pesawat hingga 80 Persen, Tersedia Lebih dari 10 Ribu Kursi

20 Februari 2024

Garuda Indonesia Tebar Diskon Tiket Pesawat hingga 80 Persen, Tersedia Lebih dari 10 Ribu Kursi

Garuda Indonesia menghadirkan potongan harga hingga 80 persen untuk perjalanan domestik maupun internasional.

Baca Selengkapnya

Mulai 4 April 2024, Garuda Buka Rute Penerbangan Jakarta-Doha PP

7 Februari 2024

Mulai 4 April 2024, Garuda Buka Rute Penerbangan Jakarta-Doha PP

Garuda Indonesia akan mengoperasikan rute penerbangan Jakarta-Doha (pulang-pergi) mulai 4 April 2024.

Baca Selengkapnya