Inpex Ungkap Alasan Shell Mau Hengkang dari Blok Masela

Senin, 24 Agustus 2020 20:26 WIB

PROYEK BLOK MASELA

TEMPO.CO, Jakarta - VP Corporate Services Inpex Corporation Masela Henry Banjarnahor menjelaskan alasan Shell Upstream Overseas Ltd hendak mundur dari proyek pengembangan ladang gas blok Masela dengan melepas 35 persen hak partisipasinya. Menurut dia, hal tersebut dilakukan setelah perusahaan energi asal Eropa tersebut melihat keseluruhan portofolionya.

"Jadi mereka datang ke Inpex mengatakan bahwa mereka ingin mendivestasikan working interestnya di Blok Masela, alasannya sudah disampaikan oleh Pak Kepala (Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto) bahwa mereka melihat seluruh global portopolio mereka di seluruh dunia dan mereka menganggap bahwa investasi di negara lain lebih menguntungkan, jadi mereka mengutamakan itu," ujar Henry dalam rapat bersama Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 24 Agustus 2020.

Meskipun demikian, Henry mengatakan Inpex akan tetap berkomitmen dalam melakukan pengembangan proyek tersebut bersama dengan SKK Migas. "Proses divestasi dalam usaha hulu migas adalah sesuatu hal yang biasa. Partner itu datang dan pergi."

Untuk melaksanakan divestasi tersebut, Henry mengatakan surat izin untuk membuka data telah diajukan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal. Ia mengatakan surat tersebut diperlukan lantaran Shell perlu menunjukkan pelbagai data kepada calon pembeli potensial.

"Karena ketika akan divestasi itu mereka akan menunjukkan data-data. Data seismik, data sumur, data komersial terhadap calon pembeli working interest mereka. Karena data tersebut bersifat tertutup untuk kepentingan Inpex dan joint venture dan negara, maka kami memintakan izin kepada pemerintah," ujar Henry.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan isu kemitraan memang menjadi salah satu penghambat dalam pengembangan proyek Blok Masela.

Dwi mengatakan Shell berencana melakukan divestasi kepemilikan PI di WK Abadi Masela. Terkait hal ini, Shell telah mengajukan izin pembukaan data yang sudah disetujui oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Badan Koordinasi Penanaman Modal.

"Mudah-mudahan, seperti yang disampaikan Shell, divestasi ini membutuhkan waktu sekitar 18 bulan. Namun demikian, Inpex sebagai operator tetap berkomitmen dalam pengembangan lapangan abadi," ujar Dwi. "Shell pun menyampaikan bahwa selama Shell masih berada dalam konsorsium, maka mereka berkomitmen mendukung implementasi Proyek Abadi Masela."

Berita terkait

Api Kembali Menyala di Bekas Sumur Minyak Ilegal, Polres Batanghari Upayakan Pemadaman

7 hari lalu

Api Kembali Menyala di Bekas Sumur Minyak Ilegal, Polres Batanghari Upayakan Pemadaman

Semburan api yang muncul ini akibat aktivitas pengeboran sumur minyak ilegal di kawasan Tahura di Desa Senami, Kabupaten Batanghari.

Baca Selengkapnya

Harga BBM Dipastikan Tak Naik hingga Juni 2024, Ini Pernyataan Jokowi, Airlangga, Erick Thohir, hingga Pertamina

57 hari lalu

Harga BBM Dipastikan Tak Naik hingga Juni 2024, Ini Pernyataan Jokowi, Airlangga, Erick Thohir, hingga Pertamina

Pemerintah memastikan harga BBM bersubsidi ataupun nonsubsidi tak naik hingga Juni 2024. Apa sebabnya dan bagaimana konsekuensinya?

Baca Selengkapnya

Shell Bangun Pabrik Manufaktur Gemuk di Indonesia

59 hari lalu

Shell Bangun Pabrik Manufaktur Gemuk di Indonesia

Perusahaan minyak dan pelumas multinasional Shell sedang membangun pabrik manufaktur gemuk (grease) pertamanya di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Polres Batanghari Tetapkan 3 Tersangka Kebakaran Sumur Minyak, Satu Meninggal

12 Februari 2024

Polres Batanghari Tetapkan 3 Tersangka Kebakaran Sumur Minyak, Satu Meninggal

Kebakaran diduga terjadi akibat ledakan sumur minyak ilegal di kawasan hutan lindung Tahura pada Jumat malam.

Baca Selengkapnya

Shell Flagship Pertama Hadir di Indonesia, Bisa Cas Mobil Listrik

20 Januari 2024

Shell Flagship Pertama Hadir di Indonesia, Bisa Cas Mobil Listrik

Shell Indonesia telah memperkenalkan flagship pertamanya di Tanah Air yang berlokasi di Tebet, Jakarta Selatan (Jaksel).

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo Bertanya ke Pengusaha Berapa Nilainya Setelah Dapat Skor 11 dari Anies, Rekrutmen CASN 2024 Bisa Lebih dari Sekali

13 Januari 2024

Terpopuler: Prabowo Bertanya ke Pengusaha Berapa Nilainya Setelah Dapat Skor 11 dari Anies, Rekrutmen CASN 2024 Bisa Lebih dari Sekali

Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, sempat bertanya berapa nilainya saat berdialog bersama para pengusaha Jumat, 12 Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Seloroh Kepala SKK Migas soal Blok Masela: Namanya Proyek Abadi, Nggak Selesai-selesai

12 Januari 2024

Seloroh Kepala SKK Migas soal Blok Masela: Namanya Proyek Abadi, Nggak Selesai-selesai

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Dwi Soetjipto berseloroh tentang proyek pengembangan lapangan migas Blok Masela.

Baca Selengkapnya

Tahun Baru 2024, Harga BBM Non Subsidi Turun

1 Januari 2024

Tahun Baru 2024, Harga BBM Non Subsidi Turun

Harga BBM non subsidi jenis Pertamax per 1 Januari 2024 turun dari Rp 13.350 menjadi Rp 12.950 per liter. Sedangkan harga BBM subsidi tetap.

Baca Selengkapnya

Cerita Pertamina Temukan Sumber Minyak Baru di Bekasi, Pernah Terjadi di Lokasi Lain

22 Desember 2023

Cerita Pertamina Temukan Sumber Minyak Baru di Bekasi, Pernah Terjadi di Lokasi Lain

Asal muasal penemuan sumur minyak baru di Bekasi yang diperkirakan dapat menghasilkan 92,79 juta barel minyak mentah (MMBOE).

Baca Selengkapnya

Bertemu Menteri Energi Jepang, Arifin Tasrif Bahas Proyek Abadi Masela dan PLTA Kayan

20 Desember 2023

Bertemu Menteri Energi Jepang, Arifin Tasrif Bahas Proyek Abadi Masela dan PLTA Kayan

Menteri ESDM Arifin Tasrif bertemu Menteri Energi Jepang Ken Saito pada Senin, 18 Januari 2023. Apa saja yang dibahas?

Baca Selengkapnya