Sentimen Kerja Sama Vaksin, Bagaimana Prospek Saham Kimia Farma dan Indofarma?
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 24 Agustus 2020 05:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Saham dua emiten BUMN farmasi yakni PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) dan PT Indofarma Tbk. (INAF) diperkirakan bakal jadi sorotan pada perdagangan hari ini. Hal tersebut tak lepas dari serangkaian kerja sama produksi vaksin Covid-19 yang dilakukan antara anak usaha PT Bio Farma (Persero) dengan sejumlah negara belakangan ini.
Direktur TRX Garuda Berjangka Ibrahim memprediksi saham PT Kimia Farma Tbk. akan kinclong setelah emiten tersebut menjalin kerja sama vaksin Corona dengan perusahaan artificial intelligence asal Uni Emirat Arab, G42.
Menurut Ibrahim, kerja sama ini merupakan langkah yang baik untuk memupuk kepercayaan investor terhadap perusahaan farmasi. “Pada fase pandemi, saham yang diidolakan oleh investor adalah saham yang berbasis teknologi dan kesehatan. Salah satunya Kimia Farma," katanya saat dihubungi, Ahad, 23 Agustus 2020. "Artinya, dengan adanya kerja sama, saham bertambah kinclong. Kemarin pun IHSG sudah melejit."
Ibrahim menyebut, setelah kerja sama Kimia Farma dan G42 diumumkan, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Erick Thohir Sabtu, 22 Agustus lalu, ia meyakini perusahaan akan mendapatkan angin segar. “Akan berdampak positif terhadap pasar,” katanya.
Momentum ini, menurut Ibrahim, juga merupakan waktu yang baik bagi calon investor untuk mulai melirik emiten farmasi. Sebab, tak hanya Kimia Farma, ia yakin situasi ini bakal berpengaruh ke perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor kesehatan lainnya.
Meski saham-saham farmasi berpotensi terbang, ia mengatakan harga yang bergerak di pasar masih akan fluktuatif. “Tetap akan fluktuatif sampai diumumkan WHO secara global soal vaksin ini,” ucapnya. Musababnya, proses produksi hingga imunisasi vaksin pun membutuhkan waktu yang cukup panjang sehingga bisa mempengaruhi pergerakan saham.
Kimia Farma dan G42 akan mengembangkan produk-produk vaksin, termasuk vaksin Covid-19. Perusahaan itu juga akan mengembangkan produk farmasi, layanan kesehatan, riset dan uji klinis, serta pemasaran dan distribusinya. Pada kuartal III 2021 mendatang, G42 berencana mengirimkan 10 juta dosis vaksin Covid-19 yang kini tengah menjalani uji klinis tahap III di Abu Dhabi.
<!--more-->
Hal senada pernah disampaikan oleh Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya. Ia menyatakan sentimen uji klinis terhadap vaksin Covid-19 yang menjadi penunjang kenaikan IHSG.
Di sisi lain, kata William, rentang gerak IHSG terlihat masih cukup terbatas. "Sehingga jika terjadi momentum koreksi wajar para investor masih dapat memanfaatkan peluang untuk melakukan akumulasi pembelian saham dengan target jangka pendek," tuturnya dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.
Perkembangan vaksin Covid-19 menjadi katalis positif bagi pergerakan saham dua anak usaha Bio Farma, yaitu Kimia Farma dan Indofarma. Dalam sebulan terakhir, saham KAEF sudah melesat 140,73 persen sedangkan saham INAF melonjak 175,52 persen.
Adapun pada perdagangan terakhir pekan ini, Rabu pekan lalu, 19 Agustus 2020, saham KAEF dan INAF kompak turun masing-masing 1,78 persen dan 1,48 persen. Dalam Sepakan, saham KAEF melemah 1,19 persen sedangkan saham INAF turun 2,06 persen.
Adapun, setiap informasi terbaru dari proses pembuatan vaksin kerjasama Biofarma dan Sinovac memang selalu mengundang perhatian. Terakhir kali, Erick Thohir menyatakan bahwa Biofarma mampu memproduksi 250 juta dosis vaksin Covid-19 pada akhir 2020 pada Selasa, 4 Agustus 2020.
Sontak, harga saham KAEF dan INAF langsung melambung masing-masing 8,06 persen dan 4,59 persen. Tak sampai di situ saja, keesokan harinya, tepatnya pada Rabu, 5 Agustus 2020, baik saham KAEF dan INAF melesat 25 persen. Praktis, kedua saham emiten milik negara tersebut diberi stempel auto reject atas atau ARA.
Pihak Otoritas melalui Bursa Efek Indonesia akhirnya mengambil langkah tegas untuk mensuspensi saham KAEF dan INAF pada Jumat, 7 Agustus 2020, setelah harga sahamnya naik signifikan selama tiga hari berturut-turut.
BISNIS
Baca juga: Saham 2 Emiten Farmasi Meroket 2 Kali Lipat dalam Sepekan