Indonesia Tekan Defisit Perdagangan dengan Cina hingga 46 Persen

Reporter

Antara

Jumat, 21 Agustus 2020 00:01 WIB

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi beserta Menteri BUMN Erick Thohir berkunjung ke Cina untuk menemui tiga perusahaan biofarmasi yang memproduksi vaksin Covid-19, Kamis, 20 Agustus 2020. (sumber: Twitter)

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mampu menekan defisit perdagangan dengan Cina sampai 46,08 persen karena angka ekspor naik dan nilai impor menurun pada semester I 2020. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebutkan bahwa nilai ekspor Indonesia ke Cina meningkat 11,74 persen menjadi US$ 13,77 miliar sekitar Rp203,38 triliun pada semester I 2020 dibandingkan nilai ekspor pada semester I 2019, yakni sebesar US$ 12,32 miliar sekitar Rp181,96 triliun.

Kenaikan ekspor itu diiringi dengan penurunan impor dari Cina ke Indonesia sebesar -11,86 persen. "Maka angka defisit Indonesia dapat ditekan sebesar 46,08 persen," sebut Retno saat jumpa pers virtual usai menghadiri pertemuan bilateral dengan Pemerintah Cina di Kota Sanya, Hainan, Cina, Kamis malam 20 Agustus 2020.

Terkait dengan peningkatan kerja sama dagang dua negara, Retno mengusulkan pembentukan kelompok kerja bersama untuk perdagangan dengan China dalam pertemuan tersebut.

"Indonesia mengusulkan Joint Working Group for Trade guna memfasilitasi berbagai hambatan perdagangan dan memfasilitasi semakin dibukanya pasar China bagi produk Indonesia," ujar Retno.

Sejauh ini, Cina masih menempati urutan kedua untuk nilai investasi terbesar di Indonesia. Di atas Cina, Singapura menempati urutan pertama sebagai negara dengan penanaman modal terbesar di Indonesia.

Advertising
Advertising

Pada kesempatan itu, Retno juga menyampaikan investasi Cina di Indonesia meningkat pada semester I 2020.

"Untuk semester I 2020, terjadi peningkatan investasi dari US$ 2,2 miliar (sekitar Rp32,49 triliun) jadi US$ 2,4 miliar (sekitar Rp35,45 triliun), atau meningkat sembilan persen dibanding semester pertama 2019," kata Retno.

Delegasi Indonesia pada pertemuan bilateral di Kota Sanya dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, sementara delegasi Cina dipimpin oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

Pertemuan bilateral itu membahas sejumlah isu, di antaranya penguatan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi, kesehatan, serta keamanan.

"Dalam pertemuan bilateral tadi, antara lain dibahas: pertama, komitmen kedua negara untuk terus memperkokoh kerja sama bilateral berdasarkan asas saling menghormati dan saling menguntungkan. Kedua, komitmen kedua negara untuk terus menjaga stabilitas dan keamanan kawasan. Ketiga, komitmen untuk meningkatkan kerja sama di bidang vaksin," ujar Menlu Retno.

Selain menghadiri pertemuan bilateral, Menlu Retno dan Menteri BUMN Erick Thohir turut menyaksikan penandatanganan dokumen perjanjian awal penjualan dan nota kesepahaman pembelian prioritas antara PT Bio Farma (Persero) dan perusahaan bioteknologi asal Cina, Sinovac Biotech Ltd di Kota Sanya.

Tidak hanya itu, dua menteri yang diutus Presiden RI Joko Widodo ke Cina itu juga menemui perwakilan dari Grup Farmasi Nasional Cina (Sinopharm) dan perusahaan vaksin CanSinoBio, serta perusahaan konstruksi Cina Railway.

Usai melakukan kunjungan kerja di Cina, Menlu Retno dan Menteri BUMN Erick Thohir akan melanjutkan perjalanan ke Uni Emirat Arab untuk menindaklanjuti kerja sama bilateral bidang ekonomi dan pengadaan vaksin COVID-19.

Berita terkait

Kunjungan Kerja ke Turkiye, Retno Marsudi Bawa Isu Palestina

5 jam lalu

Kunjungan Kerja ke Turkiye, Retno Marsudi Bawa Isu Palestina

Retno Marsudi menyebut Turkiye dan Indonesia sepakat perlunya memperkuat kolaborasi kedua negara guna mendukung perjuangan bangsa Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

6 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

8 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

17 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

21 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

21 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

22 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Kunjungan Kerja ke Turkiye untuk Mempererat Hubungan Kedua Negara

1 hari lalu

Retno Marsudi Kunjungan Kerja ke Turkiye untuk Mempererat Hubungan Kedua Negara

Retno Marsudi kunjungan kerja ke Turkiye pada Rabu, 1 Mei 2024, untuk mempererat hubungan kedua negara.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya