6 Fakta Positif di Balik Ancaman Krisis Ekonomi

Kamis, 20 Agustus 2020 07:28 WIB

Foto areal suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis 14 November 2019. APBN diharapkan bisa menjadi pendongkrak bagi pertumbuhan ekonomi. Maka program priortas yang masuk dalam pendanaan APBN harus digenjot realisasinya. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia saat ini menghadapi ancaman krisis ekonomi berupa resesi akibat pandemi Covid-19. Ekonomi kuartal II pada tahun 2020 tumbuh minus 5,32 persen. Jika kuartal III kembali negatif, maka Indonesia jatuh ke jurang resesi seperti negara lain yang sudah lebih awal mengalaminya.

Tapi di balik itu, ada sejumlah tren positif yang sudah mulai terjadi di dalam perekonomian di Tanah Air saat ini. Tempo merangkum sejumlah fakta positif tersebut, berikut di antaranya:

1. Tingkat Kesembuhan Covid-19 Sudah 68 Persen

Sejak awal pandemi terjadi, Tempo merekam perkembangan tingkat kesembuhan orang terkonfirmasi positif Covid-19. Semakin ke sini, angka kesembuhan terus meningkat setiap bulannya.

Per hari ini, Satuan Gugus Tugas Covid-19 mencatat sudah ada 144.945 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Tapi, 98.657 di antara mereka sudah sembuh atau 68 persen. Sehingga kasus aktif tinggal 39.942 orang saja.

Advertising
Advertising

Perkembangan tingkat kesembuhan yaitu sebagai berikut:

1. Maret 8,33 persen
2. April 9,79 persen
3. Mei 21,97 persen
4. Juni 37,19 persen
5. Juli 47,88 persen
6. 19 Agustus 68 persen

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu pun mengatakan naiknya tingkat kesembuhan ini, membuat angka kasus aktif menjadi flat. "Semoga tidak naik," kata dia dalam konferensi pers virtual pada Rabu, 19 Agustus 2020.

2. PMI Manufacture Menuju Ekspansi

Febrio mengatakan saat ini tanda-tanda pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat. Salah satunya dengan naiknya Purchasing Managers Index (PMI) Manufacture. "Meskipun masih terbatas" kata dia.

<!--more-->

Sampai Juli, PMI Manufacture Indonesia berada di posisi 46,9, sedikit lagi menujyu level ekspansi di atas 50. Sementara PMI Global, sudah di posisi 50,3 atau pertama kali di level ekspansi sejak pandemi.

3. Arus Modal ke Emerging Market Naik

Menurut Febrio, naiknya PMI Global ke zona positif memberikan dorongan di pasar keuangan global. Salah satunya dengan naiknya arus modal kembali ke pasar Emerging Market (EM).

April 2020, Bloomberg EM Capital Flow Proxy Index berada di posisi 105. Saat ini sudah sekitar 135. Tren ini diikuti dengan meredanya volatilitas pasar keuangan global. VIX index turun dari posisi 80 pada Maret 2020 menjadi 20 pada Agustus 2020.

3. Government Response Stringency Index Turun

Sementara itu, Vice President Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di dunia memang masih trus naik. Akan tetapi, Government Responde Stringency Index sudah mulai turun, dibandingkan sejak awal pandemi.

Strigency Index ini mengakomodasi 9 indikator, di antaranya penutupan sekolah, penutupan tempat kerja, sampai larangan perjalanan. Semakin rendah index-nya, maka aturan yang ada di sebuah negara semakin renggang.

"Ini seiring dengan kondisi penanganan Covid-19 yang lebih baik," kata Jousa dalam konferensi pers yang sama.

Tapi, Josua tetap mengingatkan bahwa masih ada potensi gelombang kedua Covid-19. Sebab negara seperti Selandia Baru, yang sudah mengumumkan 0 kasus Covid-19, mulai menaikkan kembali Strigency Index mereka, setelah turun tajam.

<!--more-->

4. Harga Komoditas Global Menguat

Setelah sempat menurun, Josua menyebut harga komoditas global saat ini mulai menunjukkan peningkatan. Baik itu minyak mentah, Crude Palm Oil (CPO), karet, sampai batu bara.

Peningkatan ini terjadi karena sudah ada pembukaan kembali aktivitas ekonomi di sejumlah negara. "Ini salah satu tanda-tanda awal pemulihan, kami harapkan terus berlanjut," kata dia.

5. Volatilitas Rupiah Stabil

Jousa juga mengatakan nilai tukar rupiah memang masih sempat melemah beberapa waktu yang lalu. "Tapi kami mencatat volatilitas rupiah stabil," kata dia.

Saat ini, rupiah berada di posisi sekitar Rp 14.600 sampai Rp 14.700 per dolar Amerika Serikat. Josue menilai stabilnya volatilitas rupiah ini pun menunjukkan pada confidence pelaku pasar sedang cukup baik.

Secara global imbal hasil obligasi negara 10 tahun di tingkat global juga masih cenderung menurun. Situasi ini terjadi seiring dengan suku bunga Bank Sentral di banyak negara yang masih akomodatif.

Tapi, imbal hasil obligasi RI masih lebih tinggi dari negara lain, mencapai 6,8 persen. Negara tetangga seperti Filipina, Malaysia, Thailand, dan Singapura, masing-masing hanya 4,06 persen, 2,5 persen, 1,28 persen, dan 0,89 persen.

6. Pembelian Obligasi Jangka Panjang oleh Asing Meningkat

Hingga akhir tahun lalu, sebanyak 34 persen dari kepemilikan obligasi RI oleh investor asing merupakan tenor panjang di atas 10 tahun. Hingga Agustus 2020, angkanya malah meningkat menjadi 37,6 persen.

Memang, kata Josua, secara umum arus modal asing masih net sell secara tahun kalender. Akan tetapi, Ia menyebut pasar obligasi Indonesia dalam beberapa bulan terakhir sudah direspons positif ketimbang awal pandemi. "Investor cenderung lebih confident," kata dia.

Baca juga: Sri Mulyani Kenang 22 Tahun Lalu, Sebut Jokowi Dapat Berkah dari Krisis Ekonomi

Berita terkait

Terkini Bisnis: Satgas Pasti Diminta Berantas Pinjol Ilegal, Ada Diskon 50 Persen Tiket MotoGP Mandalika

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Satgas Pasti Diminta Berantas Pinjol Ilegal, Ada Diskon 50 Persen Tiket MotoGP Mandalika

YLKI minta Satgas Pasti berantas pinjol ilegal sampai ke akarnya.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Bos BRI Beberkan Dampak Resesi di Jepang dan Inggris ke Indonesia

43 hari lalu

Bos BRI Beberkan Dampak Resesi di Jepang dan Inggris ke Indonesia

Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR hari ini, Dirut BRI Sunarso membeberkan dampak resesi di Jepang dan Inggris ke perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mengukur Imbas Resesi Jepang terhadap Ekspor Indonesia

2 Maret 2024

Mengukur Imbas Resesi Jepang terhadap Ekspor Indonesia

Jepang telah masuk ke dalam jurang resesi usai pertumbuhan ekonominya kontraksi atau minus dua kuartal berturut-turut. Bagaimana dampaknya ke perekonomian Indonesia?

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Profil Kilang Pertamina Internasional Penampung Komisaris Prabu Revolusi, Dulu Jokowi Tak Setuju BLT kini Jadi Andalan

25 Februari 2024

Terkini Bisnis: Profil Kilang Pertamina Internasional Penampung Komisaris Prabu Revolusi, Dulu Jokowi Tak Setuju BLT kini Jadi Andalan

PT Kilang Pertamina Internasional adalah anak usaha Pertamina tempat Prabu Revolusi diangkat jadi komisaris. Jokowi kini andalkan BLT dan Bansos.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Sebut Impor Produk Jepang Bisa Lebih Murah Gara-gara Resesi

24 Februari 2024

Ekonom BCA Sebut Impor Produk Jepang Bisa Lebih Murah Gara-gara Resesi

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan resesi Jepang berdampak kepada impor maupun ekspor Indonesia ke negeri tersebut.

Baca Selengkapnya

Jepang Dilanda Resesi, Bagaimana Rencana RI Terbitkan Samurai Bond?

23 Februari 2024

Jepang Dilanda Resesi, Bagaimana Rencana RI Terbitkan Samurai Bond?

Kementerian Keuangan buka suara soal penerbitan Samurai Bond, surat utang berdenominasi yen, di tengah resesi Jepang.

Baca Selengkapnya

Jepang Masuk Resesi, Ekonom Sebut Perdagangan hingga Investasi Bisa Terdampak

22 Februari 2024

Jepang Masuk Resesi, Ekonom Sebut Perdagangan hingga Investasi Bisa Terdampak

Jepang telah masuk ke dalam jurang resesi usai pertumbuhan ekonominya kontraksi dua kuartal berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Bos BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Global Membaik Meski Jepang-Inggris Resesi

21 Februari 2024

Bos BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Global Membaik Meski Jepang-Inggris Resesi

Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi global membaik, meski Jepang dan Inggris mengalami resesi.

Baca Selengkapnya