Disrupsi Teknologi, OJK: Tidak Ada Musuh Sejati, Perbankan Harus Kolaborasi

Selasa, 18 Agustus 2020 20:35 WIB

Logo OJK. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital Sukarela Batunanggar mengatakan disrupsi teknologi yang akan terjadi harus segera diantisipasi oleh perbankan. Setidaknya ada tiga dampak disrupsi yang dia sebutkan.

Pertama, sektor jasa keuangan akan dihadapkan dengan disruptive bisnis model. Teknologi finansial 10 tahun lalu dengan saat ini sangat berbeda terlihat dari adanya lembaga jasa keuangan baru selain bank yang menawarkan layanan terintegrasi, cepat, dan nyaman.

"Jadi sekarang tidak ada lagi musuh sejati atau kawan sejati, bagaimana bisa bertahan harus ada kolaborasi," katanya dalam Webinar, Selasa 18 Agustus 2020.

Kedua, adanya teknologi dan Covid-19, telah membuat perilaku konsumen terutama pada sektor jasa keuangan berubah. Ketiga, persaingan yang semakin tinggi menuntut industri jasa keuangan untuk melakukan kolaborasi.

Menurutnya, saat ini lembaga jasa keuangan dituntut untuk sadar dalam melakukan perubahan atas disrupsi yang terjadi. Kemungkinan besar, pelaku industri jasa keuangan tentu mengatakan sedang melakukan perubahan. Sebaliknya, sektor jasa keuangan yang tidak sadar dan melakukan urgensi untuk melakukan transformasi akan dibayangi risiko yang tinggi.

Advertising
Advertising

<!--more-->

"Bank-bank yang tidak melakukan transformasi atau hanya setengah hati melakukan transformasi, akan terjadi bank ditinggal konsumen kalau bank hanya layani sektor tertentu saja," katanya.

Sementara itu, Direktur Sumber Daya Manusia Bank BCA Lianawaty Suwono mengatakan era digital transformation dan adanya Covid-19 memaksa bank untuk mengakselerasi perubahan. Setidaknya 90 persen organisasi saat ini sedang menghadapi tantangan untuk melakukan transformasi.

Di BCA, transformasi bisnis yang dilakukan terbagi dalam lima tahap strategi. Pertama, service excellence yang dilakukan pada 1990. Pada masa itu, BCA fokus memperbaiki layanan.

Kedua, payment setllement bank yang terjadi pada 1996. BCA fokus pada pelayanan yang memberikan solusi pembayaran seperti listrik, air, maupun aktivitas finansial masyarakat lainnya.

Ketiga, transactional bank of choice pada 2004 dengan fokus mempercepat transaksi di cabang. Keempat, relationship banking pada 2020 sebagai strategi atas munculnya bank-bank baru. Kelima, digital banking sejak 2017. BCA bertransformasi dengan fokus pada pengalaman nasabah

"Jadi dulu kita banyak layani nasabah dengan staf-staf, kemudian muncul banyak mesin ATM dan cabang, dan sekarang nasabah datang lakukan pelayanan sendiri, sekarang sudah banyak mengarah ke mobile self service," katanya.

Baca juga: Temukan Pelanggaran, OJK Jatuhkan Sanksi ke Asuransi Jiwa Kresna

Berita terkait

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

14 menit lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

23 jam lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

1 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

1 hari lalu

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

Berikut ini cara mengatasi M-Banking BCA error yang tidak bisa diakses di ponsel Android maupun iOS Apple. Bisa dengan menguninstall hingga hapus cach

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

1 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

3 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

3 hari lalu

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

4 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya