Mantan Mendag Sebut Kiat Cegah Resesi: Kelas Menengah Genjot Belanjakan Uangnya

Kamis, 13 Agustus 2020 18:58 WIB

Pengunjung menikmati makan siang di Mall Plaza Indonesia, Jakarta, 18 Mei 2015. Bank Dunia mencatat, pertumbuhan kelas menengah dari nol persen pada tahun 1999 menjadi 6,5 persen pada tahun 2011 menjadi 130 juta jiwa dan diperkirakan juga angka tersebut bakal meningkat menjadi 141 juta pada 2030. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebutkan salah satu cara mencegah resesi ekonomi adalah dengan meningkatkan konsumsi dan belanja. Hal ini bisa dilakukan oleh masyarakat kelas menengah ke atas.

“Masyarakat menengah ke atas kurang belanja karena dia takut keluar dari rumahnya. (Masyarakat) menengah ke atas membatasi,” kata Enggartiasto dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis, 13 Agustus 2020.

Masyarakat kelas menengah itu, menurut Enggartiasto, cenderung takut keluar rumah dan sengaja membatasi belanja untuk menjaga cadangan keuangannya. “Mereka juga menjaga cadangan keuangannya. Ini tercermin dari peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh positif di perbankan."

Selain itu, masyarakat kelas menengah ke atas juga cenderung menggunakan uang untuk membeli emas karena menganggap sebagai cadangan yang likuid dan terjamin. Persoalannya, jual beli emas ini tidak mendorong perputaran ekonomi. Padahal yang dibutuhkan, kata Enggartiasto, adalah masyarakat bisa terdorong mengeluarkan uang.

Ekonom dan Founder Center of Reform on Economic Indonesia Hendri Saparini menyatakan kontribusi konsumsi yang sebesar 58 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ternyata disokong oleh desil tertinggi. Porsi pengeluaran 40 persen penduduk terbawah hanya sekitar 17 persen, sedangkan 20 persen penduduk tertinggi adalah lebih dari 45 persen.

Advertising
Advertising

<!--more-->

“Kalau mereka tidak didorong dengan kebijakan maka itu menjadi berat. Kita berharap ada kebijakan untuk mendorong agar semua level rumah tangga dari desil 1 sampai 10 melakukan spending,” kata Hendri.

Oleh karena itu, Hendri berharap pemerintah dapat membuat kebijakan dan program-program yang mampu mendorong konsumsi seluruh lapisan masyarakat Indonesia agar pertumbuhan ekonomi tidak terkontraksi. Pemerintah diharapkan bisa mempercepat penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat desil satu hingga empat.

“Mereka sudah ada penurunan daya beli. Harus ada lapangan kerja yang diciptakan sehingga multiplier efect-nya lebih besar,” ujar Hendri.

Tak hanya itu, pemerintah juga bisa memberikan paket bantuan yang berisi produk lokal buatan UMKM sehingga dana stimulus ekonomi dapat sekaligus mendukung produk dalam negeri. “Uang yang sangat mahal kita dapatkan dengan yield mendekati 7 persen kemudian tidak mendorong ekonomi ini sangat disayangkan,” kata Hendri.

ANTARA

Baca juga: Airlangga: Nasabah Deposito di Atas Rp 200 Juta Tak Belanjakan Uangnya

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

7 hari lalu

Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret memberikan tips kelola keuangan dalam perencanaan keuangan.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

7 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

8 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

9 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

11 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

11 hari lalu

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan dalam Rapat Dewan Gubernur Bulanan di antaranya akan membahas perkembangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

14 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

16 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

Ini Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi usai Serangan Iran ke Israel

16 hari lalu

Ini Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi usai Serangan Iran ke Israel

Perkembangan situasi ekonomi dan keuangan global dan tensi geopolitik yang sangat tinggi bergerak cepat dan dinamis.

Baca Selengkapnya