Edhy Prabowo: Penangkapan 3 Kapal Asing Tak Dapat Perlawanan Berarti

Reporter

Antara

Rabu, 12 Agustus 2020 22:16 WIB

Seorang petugas Kapal Pengawas Kementerian Kelautan dan Perikanan bersiaga di sekitar kapal pencuri ikan berbendera Vietnam hasil tangkapan di Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak di Sungai Rengas, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis, 9 Januari 2020. Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan tiga kapal pengawas Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu KP Orca 3, KP Hiu Macan 01 dan KP Hiu 011. ANTARA

TEMPO.CO, Denpasar - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan keberhasilan menangkap kapal bendera Vietnam di kawasan Natuna Utara merupakan bentuk keseriusan para petugas dalam mengawasi perairan Indonesia.

"Kami apresiasi petugas telah melakukan langkah-langkah melakukan dan tindakan untuk penangkapan terhadap kapal asing yang melakukan kegiatan di perairan Indonesia. Penangkapan terhadap tiga kapal tersebut tidak mendapatkan perlawanan yang berarti," kata Edhy kepada media di Benoa, Bali, Rabu, 12 Agustus 2020.

Ia mengatakan kapal-kapal yang ditangkap tersebut sudah berada di Indonesia. Dan saat ini sedang diperiksa dan diproses hukum. Kapal itu menjadi bukti sitaan negara. Jika kapal itu masih layak maka akan digunakan atau diserahkan kepada sekolah-sekolah perikanan ataupun lembaga-lembaga penelitian.

Edhy juga berkoordinasi dengan Pemerintah Vietnam, karena bertetangga dan menjadi kawasan Asia Tenggara. Menurut dia, koordinasi diperlukan sehingga ke depannya memperingatkan jika ada perusahaan kapal yang melanggar aturan internasional mendapat sanksi dari negara tersebut.

"Koordinasi dengan negara tetangga Vietnam perlu dilakukan. Tidak saja masalah adanya kapal yang melanggar atau memasuki perairan Indonesia, tetapi berupaya membangun kerja sama atau investasi dalam memajukan di kedua negara," ucapnya.

Edhy mengarahkan jika ada kapal asing yang melanggar atau masuk Indonesia melakukan tindakan penangkapan secara persuasif. Tetapi jika kapal tersebut lari dan melakukan perlawanan maka dilakukan tindakan hingga penenggelaman kapal tersebut.

"Jika masih bisa dilakukan cara-cara persuasif, maka petugas kami melakukan tindakan selalu berpedoman pada hukum internasional. Karena kami sangat menghormati hukum internasional yang berlaku," ucapnya.

Pada kunjungan kerja tersebut, Edhy Prabowo juga menyempatkan bertemu dengan nelayan dan pengelola pariwisata Pantai Pandawa di Desa Kutuh, Kabupaten Badung.

Ia berharap para nelayan dan pengelola pariwisata selalu mengutamakan aturan protokol kesehatan. Sebab saat ini sudah memasuki tatanan kehidupan era baru.

"Pandemi Covid-19 berdampak terhadap sektor kehidupan, termasuk sektor pariwisata yang menjadi andalan masyarakat Pulau Dewata. Karena itu mari bersama-sama membangun kebersamaan dan tetap mengikuti protokol kesehatan kepada semua masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung di objek-objek wisata," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

16 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Vietnam Didatangi 6,2 Juta Turis Asing pada Januari - April 2024, Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi

2 hari lalu

Vietnam Didatangi 6,2 Juta Turis Asing pada Januari - April 2024, Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi

Korea Selatan tercatat sebagai negara penyumbang wisatawan asing terbesar di Vietnam dengan jumlah 1,6 juta orang.

Baca Selengkapnya

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

4 hari lalu

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

Trenggono menjelaskan alasannya menggandeng negara tetangga, Vietnam untuk budi daya benih lobster. Trenggono telah membuka keran ekspor benur.

Baca Selengkapnya

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

4 hari lalu

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

4 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

6 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

7 hari lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Preview Laga Irak vs Vietnam di Perempat Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

7 hari lalu

Preview Laga Irak vs Vietnam di Perempat Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Irak vs Vietnam akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Al Janoub pada Sabtu dinihari, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

8 hari lalu

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

Vietnam kembali melakukan tindakan keras dalam pemberantasan korupsi dengan memenjarakan konglomerat minuman ringan.

Baca Selengkapnya