Bos Bukalapak: Nilai Transaksi E-commerce Flat Meski Banyak yang Belanja

Kamis, 13 Agustus 2020 06:57 WIB

CEO Bukalapak Achmad Zaky (kiri) mundur dari jabatannya dan menyerahkannya kepada Rachmat Kaimuddin (kanan) (Dok. istimewa)

TEMPO.CO, Jakarta - CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan pertumbuhan nilai transaksi di e-commerce masih sangat sedikit, meski jumlah transaksi melonjak selama masa pandemi Covid-19.

"Jadi orang sejak Covid belanja online lebih sering, tapi yang dibeli lebih murah. Sehingga total nilai transaksi relatif flat," ujar Rachmat dalam konferensi video, Rabu, 12 Agustus 2020.

Rachmat mengatakan potensi ekonomi digital di Indonesia sejatinya sangat besar. Mengingat, pada 2019, pengguna internet di Tanah Air sudah mencapai 152 juta orang atau tumbuh 50 persen dari 2016.

"Sebanyak 60 persen orang Indo terkoneksi dengan internet. Jadi potensi ekonomi digital sangat besar," kata Rachmat. Namun demikian, nilai transaksi di platform digital relatif masih cukup kecil.

Sebelum Covid-19 melanda, tutur Rachmat, kontribusi e-commerce terhadap total transaksi retail hanya 3-5 persen. Di era pagebluk pun pertumbuhannya sangat sedikit, meski ada kenaikan jumlah transaksi.

<!--more-->

Rachmat menduga ada dua penyebab yang menjadi kendala dalam pertumbuhan transaksi e-commerce. Pertama adalah terkait inklusi keuangan. Berdasarkan data yang dihimpun Bukalapak, ia mengatakan ada 66 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang belum memiliki rekening bank.

"Sementara kalau mau transaksi e-commerce biasanya paling enggak punya e-wallet, kartu kredit, rekening bank, dan sebagainya. Ini masih banyak orang indonesia yang belum punya," ujar Rachmat.

Di sisi lain, pelaku usaha di Tanah Air, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah juga masih sedikit yang menggunakan teknologi. Data mencatat baru 16,3 persen usaha yang mengadopsi teknologi dalam proses bisnis.

"Itu lah yang menjadi penyebab negara dengan pengguna internet besar, tapi transaksi e-commerce-nya kecil. Karena beberapa kendala tadi," ujar Rachmat.

Baca juga: Bos Bukalapak Buka-bukaan Modal Awal: Tak Sampai Jutaan Rupiah

Berita terkait

Cara Daftar Gratis Ongkir Tokopedia, Syarat, dan Keuntungannya

1 hari lalu

Cara Daftar Gratis Ongkir Tokopedia, Syarat, dan Keuntungannya

Ketahui cara daftar gratis ongkir Tokopedia hingga keuntungannya untuk meningkatkan penjualan toko Anda. Berikut ini persyaratannya.

Baca Selengkapnya

Wamen Nezar Patria Ajak Permias Seattle Ambil Bagian Manfaatkan Ekonomi Digital Indonesia

18 hari lalu

Wamen Nezar Patria Ajak Permias Seattle Ambil Bagian Manfaatkan Ekonomi Digital Indonesia

Pemerintah berupaya mengoptimalkan potensi ekonomi digital Indonesia dengan mempercepat transformasi digital dan mengembangkan talenta digital nasional

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

21 hari lalu

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

Pakar Komunikasi Digital bagikan tips agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) saat belanja online

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

22 hari lalu

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

Bamsoet berpendapat keberpihakan terhadap pelaku industri direct selling sangat penting. Ekosistem ini mampu membuka lapangan lebih dari delapan juta tenaga kerja sebagai distributor.

Baca Selengkapnya

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

23 hari lalu

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

Platform e-commerce Tokopedia membeberkan alasan menaikkan biaya layanan merchant pada 1 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Cara Daftar Shopee Video Top Creator untuk Pemula yang Mudah

30 hari lalu

Cara Daftar Shopee Video Top Creator untuk Pemula yang Mudah

Sebagai pengguna Shopee, Anda bisa mendaftar Shopee Video Top Kreator dengan cara berikut ini. Ketahui juga beberapa persyaratannya berikut.

Baca Selengkapnya

Per Maret 2024, Setoran Pajak Ekonomi Digital Mencapai Rp 23,04 Triliun

39 hari lalu

Per Maret 2024, Setoran Pajak Ekonomi Digital Mencapai Rp 23,04 Triliun

Ditjen Pajak Kemenkeu mencatat penerimaan negara dari sektor usaha ekonomi digital hingga 31 Maret 2024 mencapai Rp 23,04 triliun.

Baca Selengkapnya

Soal Dugaan Monopoli Data Lokal di Balik Kongsi TikTok dan GOTO, Ini Respons Bos Tokopedia

45 hari lalu

Soal Dugaan Monopoli Data Lokal di Balik Kongsi TikTok dan GOTO, Ini Respons Bos Tokopedia

Setelah menonaktifkan personalisasi data, laman belanja di TikTok itu akan menampilkan produk-produk sesuai algoritma umum.

Baca Selengkapnya

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

45 hari lalu

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

Tokopedia menyatakan bersedia bekerja sama dan membantu penerapan aturan.

Baca Selengkapnya

Komitmen Telkom Bantu Masyarakat Hadapi Era Ekonomi Digital

45 hari lalu

Komitmen Telkom Bantu Masyarakat Hadapi Era Ekonomi Digital

Gelar kelas digital marketing gratis untuk cetak talenta siap bisnis yang mampu bersaing di dunia internasional.

Baca Selengkapnya