Lagi, 3 Kapal Pencuri Ikan Asal Vietnam Ditangkap di Perairan Natuna

Rabu, 12 Agustus 2020 14:24 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (kedua kanan) meninjau kapal pencuri ikan berbendera Vietnam di Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak di Sungai Rengas, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis, 9 Januari 2020. Kementerian Kelautan dan Perikanan menangkap tiga kapal pencuri ikan berbendera Vietnam beserta 36 ABK di Laut Natuna Utara. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan kembali meringkus tiga kapal asing dari Vietnam yang diduga mencuri ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 711 Laut Natuna, 10 Agustus 2020. Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan seluruh kapal pencuri ikan telah diarak menuju Pangkalan PSDKP Pontianak untuk diperiksa lebih lanjut.

"Tiga kapal itu dibawa oleh awak kapal berjumlah 26 orang. Tentu tidak seluruh ABK ditahan. Sebagian akan kami kembalikan ke negaranya," kata Edhy dalam konferensi pers di Bali, Rabu, 12 Agustus 2020.

Berbeda dengan kapal-kapal pencuri ikan sebelumnya, tiga kapal yang ditangkap kali ini memiliki jenis purse sein atau pukat cincin. Satu kapal merupakan armada kecil berukuran 23 GT yang bertugas sebagai kapal lampu atau penunjuk arah.

Sedangkan dua lainnya adalah kapal besar berukuran 98 GT yang masing-masing bertugas sebagai pengangkut dan penampung. Edhy mengatakan ada potensi kerugian dari dugaan tindak pencurian ikan tersebut. Namun, dia tak menjelaskan nilainya.

Selanjutnya, kapal pencuri ikan ini akan disita oleh pemerintah untuk dihibahkan kepada sekolah perikanan atau lembaga penelitian. Edhy memastikan kapal tersebut tidak akan ditenggelamkan bila kondisi fisiknya masih laik untuk beroperasi.

Advertising
Advertising

Sebab, kata dia, penenggelaman kapal akan membutuhkan ongkos. "Mending biayanya untuk subsidi kepada nelayan," tutur politikus Partai Gerindra itu.

<!--more-->

Lebih lanjut, Edhy menyebut KKP telah menangkap 69 unit kapal pencuri ikan sejak dirinya menjabat sebagai menteri selama delapan bulan. Berdasarkan data yang dihimpun KKP, kapal pencuri ikan terbanyak berasal dari Vietnam dan Malaysia.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan akan terus menjaga kedaulatan maritim Indonesia, khususnya di kawasan perbatasan.

"Mengenai kedaulatan maritim, kita tidak pernah kompromi dengan siapa pun," ujar dia dalam rapat bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, yang disiarkan secara daring, Senin, 22 Juni 2020.

Di Natuna, misalnya, Luhut mengatakan telah memberikan pesan secara kencang dan jelas kepada negara tetangga bahwa Indonesia tidak akan berkompromi terkait integritas wilayah Tanah Air. Ia pun menyatakan akan tegas terkait hal tersebut.

"Kita berteman boleh tapi jangan sampai ke sini, karena itu akan mengusik kita, kami akan tegas mengenai ini," ujar Luhut. "Kau boleh investasi di negeriku, tapi kalau soal territory integrity, kami tidak akan pernah diskusi mengenai itu."

Deputi Bidang Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Purbaya Yudhi Sadewa pernah menyebutkan pemerintah masih terus melakukan pengawasan kapal asing pencuri ikan alias di perairan Natuna. Sejumlah kapal pengawas tetap dioperasikan di sana.

Baca juga: Edhy Prabowo Sebut Biaya Penenggelaman Kapal Rp 100 Juta per Unit

Berita terkait

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

20 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

Zulhas mengatakan ada 40 pabrik yang memproduksi baja ilegal atau tidak memenuhi ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

2 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

2 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

2 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

3 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

3 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

3 hari lalu

Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.

Baca Selengkapnya

Luhut Temui Perdana Menteri Singapura, Buka Peluang Kerja Sama Baru

4 hari lalu

Luhut Temui Perdana Menteri Singapura, Buka Peluang Kerja Sama Baru

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menemui Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong.

Baca Selengkapnya