Ekonomi Terkontraksi, Indef: Pemerintah Gagal Dorong Sektor Potensial

Reporter

Eko Wahyudi

Kamis, 6 Agustus 2020 20:13 WIB

Didik Rachbini Sarankan Kaji 3 Kelompok Perundang-undangan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J. Rachbini menilai pemerintah gagal menggenjot pertumbuhan sektor potensial di kuartal II-2020 untuk menyelamatkan perekonomian nasional.

Seharusnya, ujar Didik, sektor informasi dan komunikasi dapat lebih ditingkatkan lagi mengingat peranannya yang sangat penting dalam menggantikan mobilitas orang yang terganggu karena pandemi Covid-19. Namun potensi potensi itu tak bisa dimaksimalkan dengan baik.

"Padahal peluang pertumbuhan sektor ini (infokom) luar biasa besar karena hampir keseluruhan yang tidak bisa dilakukan dengan transportasi mestinya bisa digantikan oleh sektor infokom," katanya dalam diskusi daring, Kamis, 6 Agustus 2020.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) perekonomian Indonesia pada kuartal II-2020 secara tahunan tertekan hingga minus 5,32 persen. Berdasarkan 17 sektor penopang pertumbuhan ekonomi, sektor informasi dan komunikasi mencapai 10,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Didik mengatakan, hilangnya momentum untuk mendorong pertumbuhan sektor infokom disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang tidak inovatif dan cenderung tak ada kemajuan. Padahal menurutnya sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang ini tumbuh hingga 300 persen.

Advertising
Advertising

Seharusnya, kata Didik, agar sektor infokom dapat tumbuh lebih tinggi pemerintah memaksimalkan jaringan Palapa Ring dan memberikan diskon sewa untuk tiang-tiang listrik bagi perusahaan swasta nasional. Sehingga, perusahaan tersebut dapat mengembangkan jaringan informasi dan komunikasi hingga ke pelosok negeri. Karena tingkat elektrifikasi nasional telah mencapai 90 persen dianggap bisa menopang geliat sektor infokom.

"Jika hal sederhana ini bisa dilakukan, maka sektor infokom akan berkembang. Karena kalau tidak, maka sektor ini tumbuh sangat rendah, tumbuh seadanya seperti sekarang karena tidak punya daya pikir dalam," ucapnya.

Di samping itu, Didik juga mengatakan saat ini adalah momen yang tepat untuk mendorong pertumbuhan sektor pendidikan. Dengan bantuan jaringan infokom yang baik, seharusnya sektor pendidikan dapat tumbuh lebih tinggi. Apalagi sebagian siswa masih belajar dari rumah dan membutuhkan jaringan internet yang baik.

"Kuncinya adalah mekanisme pendidikan normal baru secara daring. Tetapi pendidikan di kota dan Jakarta berbeda dengan pendidikan di desa dan luar Jawa, yang macet karena tidak ada jaringan internet," tuturnya.

Sementara itu, dia menuturkan saat ini adalah peluang untuk membenahi sektor kesehatan yang ini dinilai sebagai penyedot devisa negara dengan impor alat kesehatan dan obat-obatan dari luar negeri.
"Krisis ini adalah peluang untuk merontokkan drakula dan setan rente tersebut, yang menyebabkan biaya kesehatan dan harga obat mahal," kata dia.

Dari itu semua, Didik menekankan ekonomi bisa selamat dari pandemi Covid-19 ini dengan menyelesaikan persoalan pandemi itu sendiri. "Jika covid-19 tidak bisa diatasi, jangan bermimpi bisa mengatasi resesi. Tidak ada pertumbuhan ekonomi tanpa mengatasi pandemi. Jika pandemi terus berkembang seperti sekarang, maka resesi akan berkepanjangan. Pemerintah akan kesulitan mengembalikan ekonomi tumbuh kembali," tuturnya.

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

23 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

9 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

10 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

11 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

11 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

12 hari lalu

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua Pohuwato menjadi pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

12 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya