Harga Emas Capai Rekor Tertinggi, 6 Saham Tambang Ini Kompak Melejit
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 5 Agustus 2020 15:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Melonjaknya harga emas dunia yang kembali menembus rekor tertinggi hari ini langsung mendorong laju pergerakan saham 6 emiten pertambangan emas di lantai Bursa Efek Indonesia. Keenam saham tersebut kompak menghijau hingga awal sesi kedua perdagangan hari ini, Rabu, 5 Agustus 2020.
Data Bloomberg mencatat saham PT J Resource Asia Pasifik sebagai saham dengan kenaikan saham tertinggi sebesar 9,16 persen ke 286 hingga pukul 13.50 WIB. Sementara laju saham lima emiten tambang emas lainnya yang juga menguat adalah:
- PT Merdeka Copper & Gold Tbk (MDKA) naik 6,35 persen ke level 1.925
- PT Wilton Makmur Indonesia Tbk. (SQMI) naik 6,25 persen ke level 204
- PT United Tractors Tbk (UNTR) naik 6,11 persen ke level 21.700
- PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) naik 4,26 persen ke level 735
- PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) naik 3,48 persen ke level 238.
Harga emas terus melejit dan menciptakan rekor terbaru belakangan ini. Berdasarkan data Bloomberg hingga pukul 07.04 WIB, harga emas spot terpantau menguat menguat 0,17 persen atau 3,37 poin di posisi US$ 2.022,58 per troy ounce pada hari ini. Harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2020 menguat 1,18 persen atau 23,80 poin ke level US$ 2.044,80 per troy ounce.
Di dalam negeri, harga emas Antam juga menyentuh level baru. Berdasarkan informasi Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga emas 24 karat ukuran 1 gram dibanderol Rp 1.048.000, naik Rp 19.000 dibandingkan dengan posisi kemarin.
<!--more-->
Emas terus memperbarui rekor tertingginya karena pandemi virus corona mendorong serangkaian stimulus yang belum pernah digelontorkan sebelumnya untuk menopang ekonomi. Di antara stimulus tersebut termasuk penurunan suku bunga, yang merupakan keuntungan bagi emas.
Tak hanya itu, meningkatnya tensi ketegangan geopolitik, termasuk ledakan besar di pelabuhan utama Lebanon pada hari Selasa, juga meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven ini.
"Orang-orang menginginkan keselamatan, dan keselamatan saat ini adalah emas karena obligasi pemerintah tidak menghasilkan," ujar analis pasar senior RJO Futures, Bob Haberkorn, seperti dikutip Bloomberg.
Sementara indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau masih berada di zona hijau dengan penguatan 0,81 persen dari posisi penutupan kemarin. IHSG masih bertengger di level 5.115,540 hingga pukul 13.55 WIB.
Indeks tetap berada di jalur hijau kendati di akhir sesi pertama, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi minus 5,32 persen di kuartal II/2020.
BISNIS