IHSG Jeblok 2,6 Persen, Investor Asing Ramai-ramai Lepas Saham Rp 583,28 Miliar
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 3 Agustus 2020 10:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG berada di zona merah pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Senin, 3 Agustus 2020.
Melansir data RTI, pada pukul 9.50 WIB, IHSG melemah 2,6 persen atau 133,86 poin menjadi 5.015,76. Padahal sebelumnya IHSG sempat bergerak di rentang 5.015,53 - 5.157,27.
Sebanyak 106 saham melaju di zona hijau dan 185 saham di zona merah. Sedangkan 142 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 904,2 miliar dengan volume 839,2 juta saham.
Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan pola gerak IHSG sedang berusaha keluar dari rentang konsolidasi wajar dan terlihat sedang berusaha menembus level resisten terdekat. Ia menyebutkan, rilis kinerja emiten semester pertama akan turut mewarnai pergerakan IHSG hingga beberapa saat mendatang.
Selain itu, kata dia, tingkat inflasi yang akan rilis pada hari ini disinyalir masih berada dalam keadaan stabil akan turut menjadi sentimen bagi pergerakan IHSG. "Hari ini IHSG berpotensi bergerak dalam rentang yang cukup terbatas," kata William dalam keterangan tertulis, Senin, 3 Agustus 2020. Ia pun memperkirakan IHSG bergerak pada kisaran level 4.821 hingga 5.188.
Jebloknya IHSG pada perdagangan hari ini seiring dengan tingginya net sell asing setelah merespons rilis data Purchasing Managers' Index PMI Indonesia. Sejumlah saham berkapitalisasi jumbo yang mengalami aksi jual menjadi penekan utama IHSG. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) misalnya terkoreksi 2,16 persen menjadi Rp 30.525.
<!--more-->
Selanjutnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) turun 3,8 persen menuju Rp 2.040. Saham BUMN lainnya, yakni PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) koreksi 4,26 persen menjadi Rp 2.920.
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) masing-masing merosot 3,45 persen dan 3,04 persen menuju Rp 5.600 dan Rp 4.460.
Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan data Purchasing Managers' Index PMI Indonesia yang diterbitkan pagi ini masih menunjukkan kontraksi, yakni di level 46,9 pada Juli 2020, dibandingkan 39,1 pada Juni 2020, dan 49,6 pada Juli 2019. Indikator kontraksi adalah di bawah level 50.
"Masih kontraksinya data PMI memicu penjualan bersih asing ekuitas Indonesia secara besar-besaran," kata Christine.
Hingga pukul 10.10 WIB, net sell investor asing mencapai Rp 583,28 miliar. Sejumlah saham yang mengalami net sell di atas Rp 100 miliar adalah BBRI sejumlah Rp 219,6 miliar, BBCA Rp 111,4 miliar, dan TLKM Rp 109,4 miliar.
BISNIS