Enam Lika Liku Cerita Kookmin Bank Kuasai Saham Bukopin
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 31 Juli 2020 21:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - KB Kookmin Bank, bank terbesar asal Korea Selatan resmi menjadi pemilik saham terbesar PT Bank Bukopin Tbk usai rampungnya proses Penawaran Umum Terbatas ke-5 (PUT V) melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue.
"KB menyerap sekitar 2,97 miliar lembar saham baru selama masa perdagangan dan pemesanan tambahan HMETD," kata Direktur Utama Bank Bukopin, Rivan Purwantono dalam keterangan tertulis, Kamis, 30 Juli 2020.
Komposisi Pemegang Saham di Bank Bukopin terdiri dari Kookmin Bank dengan porsi kepemilikan 33,90 persen, disusul Bosowa sebesar 23,40 persen, Negara Republik Indonesia pada 6,37 persen, dan pemegang saham publik dengan kepemilikan di bawah 5 persen mencapai 36,33 persen.
Dalam perjalanannya, sejumlah lika-liku mewarnai proses pemilikan saham terbesar oleh Kookmin Bank ini. Tempo merangkum sejumlah kejadian tersebut dan berikut di antaranya:
1. Rasio Kecukupan Modal (CAR) turun
Kamis 9 Juli 2020, Direktur Utama Bank Bukopin menceritakan proses awal akuisisi bank hingga akhirnya Kookmin menjadi pemegang saham pengendali. Ketika tahun buku 2017 yang diumumkan 2018, Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Bukopin turun mencapai hingga 10,5 persen.
"CAR ini sangat penting, nggak mungkin bank akan tumbuh ketika permodalan dalam masalah apalagi sudah di bawah threshold," kata Rivan dalam diskusi virtual. Sehingga, mulailah dilakukan upaya penyelamatan.
<!--more-->
2. Bukopin Right Issue
Mei sampai Juni 2018, Bank Bukopin pun melakukan penawaran umum terbatas atau right issue. Dalam waktu dua bulan kemudian, Bank Bukopin mendapatkan satu pemegang saham baru yaitui KB Kookmin Bank.
Kookmin adalah satu raksasa finansial di Korea yang memiliki 12 perusahaan dengan aset sekitar Rp 1.500 triliun dan khusus Kookmin Bank mempunyai Rp 1.400 triliun.
Saat itu Kookmin langsung menjadi pemegang saham terbesar kedua dengan porsi 22 persen. Adapun pemegang saham terbesar pertama yaitu, PT Bosowa Corporindo 23 persen, pemerintah 8,9 persen, Kopelindo cikal vakal bakal bukopin dlu 5 persen, dan publik 4 persen.
"Ketika muncul pemegang saham baru, pada 2019 kami mengajukan PUT V yang efektif pada 9 Juni, setelah Kookmin berkomitmen sebagai standby buyer, maka muncul komposisi 26 persen adalah Kookmin, kemudian berbagai exercise tertinggi adalah 32 persen," ujarnya.
3. OJK dukung aksi Bukopin
Otoritas Jasa Keuangan atau OJK juga memberikan pernyataan efektif pelaksanaan PUT V Bank Bukopin. melalui penerbitan saham baru dengan memberikan penawaran HMETD kepada pemegang saham yang penggunaan dananya seluruhnya digunakan untuk modal kerja dalam rangka meningkatkan pertumbuhan kredit.
Hal ini sesuai dengan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Bukopin Tbk. pada 24 Oktober 2019.
<!--more-->
"OJK mendukung aksi korporasi PT Bank Bukopin Tbk. yang dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat dan nasabah pada khususnya terhadap pelayanan PT Bank Bukopin Tbk. ke depan," kata Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik Anto Prabowo dalam keterangan tertulis, Selasa, 30 Juni 2020.
4. OJK diminta adil
Tak hanya Kookmin, Bosowa pun ingin menguasai Bukopin. Mereka pun mengharapkan OJK sebagai regulator bisa memberikan kesempatan yang adil terkait kebijakan penyelamatan Bank Bukopin yang sempat mengalami masalah likuiditas. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Komisaris Bosowa Corporation Erwin Aksa.
"OJK cukup menjadi regulator yang benar," kata Erwin Aksa dalam pernyataan di Jakarta, Selasa, 21 Juli 2020. Sikap adil itu sangat penting karena adanya kebijakan yang inkonsisten dari regulator terkait surat dari OJK pada 9 Juli 2020.
Dalam surat tersebut, kata Erwin, OJK meminta Bosowa memberikan kuasa khusus kepada tim teknis dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) untuk mengikuti pelaksanaan RUPSLB.
Salah satu agenda RUPSLB tersebut adalah rencana Bank Bukopin untuk melaksanakan penambahan modal tanpa memberikan HMETD atau private placement.
Melalui RUPSLB, OJK meminta Bosowa melalui kuasa khusus tim teknis untuk menyetujui private placement, dengan seluruh saham baru yang diterbitkan akan dibeli oleh KB Kookmin Bank Co Ltd.
<!--more-->
Erwin menilai surat tersebut tidak sesuai dengan surat OJK pada 10 Juni dan 11 Juni 2020 mengenai keterlibatan tim teknis BRI untuk membantu Bank Bukopin. Surat itu juga tidak konsisten dengan surat OJK pada 16 Juni 2020 yang meminta KB Kookmin Bank untuk menempatkan tim teknis di Bank Bukopin.
5. Bosowa berencana menggugat OJK
21 Juli 2020, penyelamatan Bank Bukopin memasuki babak baru. Bosowa Corporation berencana menggugat OJK karena dinilai mengarahkan pengambilalihan pemegang saham pengendali Bank Bukopin kepada KB Kookmin Bank. Gugatan akan diajukan secara perdata dan peradilan tata usaha negara.
Terkait hal itu, Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo menyampaikan bahwa pihaknya tidak mempunyai preferensi calon investor untuk suatu bank sepanjang memiliki komitmen untuk keberlangsungan usaha bank. Yang pasti, OJK melihat calon investor harus memiliki kemampuan keuangan dan memberikan nilai tambah kepada perekonomian nasional.
Menanggapi rencana gugatan Bosowa itu, Anto menyatakan, OJK menghormati hak hukum yang akan diajukan. "OJK tentunya menghormati hak hukum jika ada yang merasa terusik. Namun demikian OJK juga memiliki pertimbangan data dan fakta untuk bisa mengukur aspek kemampuan keuangan, komitmen termasuk segera menyelesaikan permasalahan," ujarnya, Selasa, 21 Juli 2020.
6. Kookmin jadi pemegang saham terbesar
Meski demikian, transaksi perdagangan pada PUT V telah berakhir. Dengan selesainya PUT V ini Bank Bukopin mendapat tambahan modal baru senilai Rp 838 miliar.
Adapun komposisi urutan pemegang saham di Bank Bukopin menjadi KB Kookmin Bank dengan porsi kepemilikan terbesar yakni 33,9 persen. Lalu disusul dengan Bosowa sebesar 23,4 persen, Negara Republik Indonesia pada 6,37 persen, dan pemegang saham publik dengan kepemilikan di bawah 5 persen, mencapai 36,33 persen.
Rivan menjelaskan, dengan komposisi tersebut, kepemilikan tersebut KB Kookmin Bank semakin dekat untuk menjadi pemegang saham pengendali Bank Bukopin. “Kami sangat bersyukur aksi korporasi ini berjalan lancar, dan mengapresiasi KB, Bosowa serta pemegang saham publik yang telah berpartisipasi memperkuat permodalan Bukopin pada PUT V ini,” kata Rivan.
FAJAR PEBRIANTO