Hanya 30 Persen Terumbu Karang RI dalam Kondisi Sangat Baik
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 30 Juli 2020 15:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Bappenas Arifin Rudiyanto mengatakan total terumbu karang yang berada dalam kondisi sangat baik di seluruh perairan Indonesia hanya 30 persen. Sedangkan 37 persen lainnya dalam kondisi cukup baik dan sisanya rusak.
“Padahal terumbu karang fungsinya sangat strategis. Ini tempat untuk ikan memijahkan turunannya atau para ikan melahirkkan anaknya,” kata Arifin di Kantor Bappenas, Jakarta Pusat, Kamis, 30 Juli 2020.
Arifin menjelaskan, Indonesia memiliki potensi terumbu karang yang sangat besar dengan luasan mencapai 25 ribu kilometer persegi. Indonesia juga mendominasi wilayah coral triangle atau segitiga karang yang mewakili 30 persen terumbu karang di dunia.
Bappenas pun sedang melaksanakan program untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup terumbu karang bersama kementerian dan lembaga lain. Pada tahun lalu, pemerintah menginisiasi program coremap coral triangle initiative (CTI) yang melibatkan beberapa negara seperti Filipina, Timor Leste, hingga Kepulauan Solomon.
Adapun Indonesia memperoleh hibah dana dari Bank Dunia atau World Bank serta Bank Pembangunan Asia (Asia Development Bank/ADB) untuk program CTI tersebut. Hibah dari Bank Dunia diberikan senilai Rp US$ 6,2 juta dalam kurun durasi tiga tahun, yakni mulai 19 Juni 2019 hingga 30 Juni 2022. Program ini dijalankan di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua.
<!--more-->
Sedangkan hibah dari ADB diberikan kepada Indonesia senilai US$ 5,2 juta untuk kurun waktu kurang dari tiga tahun, yakni mulai 4 Maret 2020 hingga 31 Desember 2022. Program ini dilaksanakan di Gili Matra dan Gili Balu, Nusa Tenggara Barat, serta Nusa Penida di Bali.
Arifin menyebut, terumbu karang menjadi perhatian lembaga dunia karena memiliki nilai ekonomi yang besar. Terumbu karang mampu menyerap emisi karbon hingga 30 persen lebih banyak dari sistem yang ada di daratan. “Kalau masuk era carbon trade, (hasil budidaya terumbu karang) bisa diperdagangkan,” katanya.
Sedangkan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-bangsa atau United Nations Environment Programme (UNEP) menilai Indonesia memiliki nilai ekonomi dari terumbu karang mencapai US$ 37 miliar seandainya dikelola dan dilestarikan secara tepat. Nilai ekonomi ini dihitung hingga 2030. Kemudian, nilai ekonomi tiap tahun bisa mencapai US$ 2,6 miliar.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA