Bos Bukopin Sebut Kookmin Serius Ingin Kantongi 67 Persen Saham

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Rahma Tri

Rabu, 22 Juli 2020 06:29 WIB

Kookmin Bank dan Bank Bukopin. Wikipedia

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk. Rivan Achmad Purwantono, menargetkan proses KB Kookmin Bank segera rampung di bulan ini juga. Saat ini perseroan sedang menjaga agar transisi bisa berjalan mulus hingga perbankan asal Korea Selatan itu memegang kendali.

"Juli akan selesai, Kookmin saat ini sudah selesai sebagai standby buyer (pembeli siaga), dia akan menjadi PSP (Pemegang Saham Pengendali)," ujarnya kepada Tempo, Senin, 20 Juli 2020.

Menurut Rivan, keberadaan Pemegang Saham Pengendali penting untuk mengatasi isu likuiditas yang menerpa perseroan seperti saat ini. Saat ini, Kookmin menempati posisi sebagai Pemegang Saham Utama Bukopin dengan porsi kepemilikan 22 persen, adapun Bosowa Corporation memegang 23 persen saham. Untuk menjadi Pemegang Saham Pengendali minimal harus memiliki saham sebesar 25 persen.

Rivan mengungkapkan, pada 29 Juni 2020, perseroan telah mengeluarkan Penawaran Umum Terbatas V untuk memastikan penambahan modal dan menentukan Pemegang Saham Pengendali. "Kookmin langsung menyatakan standby buyer, berapa pun yang ada akan diambil. Itu kami promosikan dan masyarakat sudah mulai tenang."

Menurut Rivan, Kookmin Bank sangat serius untuk masuk menjadi Pemegang Saham Pengendali. Alih-alih hanya menambah kepemilikannya menjadi kisaran 25 persen, perusahaan asal Negeri Gingseng malah siap menambah kepemilikannya sebesar 45 persen menjadi 67 persen. "Tentunya 67 persen ini menjadi lebih bagus. Ini tidak masalah modalnya berapa, tapi sebagai pertanggungjawaban pemegang saham, ini bagus dan menjawab persoalan tentang likuiditas," ujar dia.

Di samping itu, tutur Rivan, Kookmin juga merupakan perusahaan besar dengan aset hingga Rp 4.500 triliun. Sehingga, ia optimistis perusahaan Korea tersebut bisa menjaga keberlangsungan bisnis Bank Bukopin.

<!--more-->

"Bukopin ini salah satu incaran bisnis mereka, seperti di Myanmar, Kamboja, mereka sukses membuat microfinance. Mereka juga senang punya Bukopin karena ini jadi bank terbesar yang dimiliki Korea di Indonesia," tutur Rivan. Dengan demikian, ia meyakini ke depannya bisnis Bukopin akan kembali pulih.

Adapun terkait rencana aksi korporasi tersebut, Bosowa Corporation bakal menggugat Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bosowa menilai OJK mengarahkan pengambilalihan pemegang saham pengendali PT Bank Bukopin Tbk. kepada KB Kookmin Bank. Gugatan akan diajukan secara perdata melalui peradilan tata usaha negara.

Menjawab gugatan tersebut, Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK, Anto Prabowo menyampaikan bahwa pihaknya tidak mempunyai preferensi calon investor untuk suatu bank, sepanjang bemiliki komitmen untuk keberlangsungan usaha bank. Selain itu, calon investor harus memiliki kemampuan keuangan dan memberikan nilai tambah kepada perekonomian nasional.

Adapun mengenai rencana gugatan Bosowa, otoritas menghormati hak hukum yang akan diajukan. "OJK tentunya menghormati hak hukum jika ada yang merasa terusik, namun demikian OJK juga memiliki pertimbangan data dan fakta untuk bisa mengukur aspek kemampuan keuangan, komitmen termasuk segera menyelesaikan permasalahan," ujarnya kepada Bisnis, Selasa, 21 Juli 2020.

Anto menegaskan bahwa OJK sudah memberikan waktu yang cukup dan memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh pemegang saham untuk segera menyelesaikan permasalahan Bukopin.

CAESAR AKBAR | BISNIS

Berita terkait

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

1 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

1 hari lalu

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.

Baca Selengkapnya

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

2 hari lalu

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

Juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan laporan Nurul Ghufron tersebut murni pribadi.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

2 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

3 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

3 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

4 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya