Indef Sebut Ada 5 Masalah Utama Investasi di Indonesia

Selasa, 21 Juli 2020 17:17 WIB

Presiden Joko Widodo didampingi jajaran menteri, meninjauKawasan Industri Terpadu Batang dan Relokasi Investasi Asing ke Indonesia di Kedawung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa, 30 Juni 2020. Dalam kunjungan tersebut, Presiden meninjau kesiapan pengembangan Kawasan Industri Terpadu Batang dengan luas lahan sekitar 4.000 hektare yang terintegrasi dengan jalan tol, stasiun, pelabuhan, dengan terdapat beberapa investor diantaranya dari Cina, Jepang, Korea, Taiwan, dan Amerika dengan tujuan untuk membuka lapangan pekerjaan. ANTARA/Harviyan Perdana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika mengutarakan sejumlah persoalan investasi di Indonesia. “Situasi ekonomi nasional yang selalu kita bicarakan sebetulnya kata kuncinya itu investasi,” ujar Erani dalam diskusi virtual pada Selasa, 21 Juli 2020.

Sedikitnya Erani menyebutkan ada lima masalah terkait investasi di Indonesia yang patut diantisipasi:

1. Modal yang Terbatas (saving-invesment gap)

Erani menjelaskan, secara umum percepatan pembangunan ekonomi digerakkan oleh investasi yang berfungsi sebagai tulang punggung. Namun, negara berkembang biasanya terkendala oleh modal yang terbatas (saving-invesment gap) sehingga investasi tak dapat dipacu dengan cepat.

Selain itu, kelangkaan modal itu ditutup dengan utang atau investasi asing sehingga membebani anggaran negara dan mengurangi alokasi untuk kepentingan lain. Walhasil, Penanaman Modal Asing (PMA) menjadi alternatif subsidi utang.

Dalam hal ini, menurut Erani, PMA punya risiko yang tak sederhana. Ia lalu mencontohkan sejumlah risiko seperti mengurangi penguasaan ekonomi domestik, repatriasi, dan mampu menyebabkan instabilitas ekonomi (khususnya investasi portofolio).

2. Penggunaan Pendekatan Investasi Ekstraktif

Masalah lainnya, menurut Erani, adalah investasi di Indonesia yang kebanyakan masih menggunakan pendekatan ekstraktif yang berorientasi kepada eksploitasi sumber daya ekonomi dan alam.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Hal ini pada akhirnya mendestruksi lingkungan dan terlambat melakukan industrialisasi. Dan yang terakhir, investasi hanya terkonsentrasi pada wilayah dan sektor tertentu sehingga menjadi sumber ketimpangan wilayah dan sektor.

3. Tak Banyak Menciptakan Lapangan Kerja

Ironisnya, menurut Erani, perkembangan investasi yang ditanamkan di Tanah Air sifatnya makin padat modal dan teknologi. Hal tersebut justru tak banyak menciptakan lapangan kerja. “Hal itu menunjukkan nilai investasi yang besar tak selalu menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak."

4. Mengganggu Stabilitas Politik

Erani juga menyebutkan masuknya investasi yang kerap kali meminggirkan masyarakat lokal. Akibatnya, investasi malah menjadi sumber konflik yang mengganggu stabilitas politik.

5. Menimbulkan Kesenjangan Pendapatan

Lebih jauh Erani juga menyoroti investasi yang berbasis penguasaan modal menyebabkan penumpukan aset dan kekayaan kepada segelintir pelaku ekonomi. Dengan begitu, investasi menjadi sumber disparitas pendapatan.

MUHAMMAD BAQIR | RR ARIYANI

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

1 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

5 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

8 jam lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

13 jam lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

14 jam lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

1 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

1 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

1 hari lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya