Pewartafoto tengah mengambil gambar usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. Wijaya Karya (WIKA) di Kantor Pusat Wijaya Karya, Jakarta, 17 Maret 2017. RUPS tersebut menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 303,55 miliar atau sebesar 30% dari laba bersih Perseroan tahun buku 2016. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. optimistis bisa mengembalikan ritme bisnis di paruh kedua 2020. Arus kas yang kuat, kontrak dihadapi yang masih besar, dan kepercayaan lembaga keuangan dan pemerintah dinilai menjadi modal penting bagi perseroan.
"Dalam kondisi Pandemi yang saat ini masih berlangsung, WIKA tetap akan mengedepankan asas prudential dan konsisten menjalankan aktivitas operasinya. Komitmen ini menjadi penting sebagai bagian dari membangun optimisme ke depan," kata Corporate Secretary WIKA Mahendra Vijaya dalam keterangan resmi, Rabu, 15 Juli 2020.
Dia mengatakan pandemi Covid-19 telah memberikan dampak terhadap proses bisnis perseroan. Di paruh pertama 2020, beberapa kondisi makro seperti pengetatan likuiditas, perubahan anggaran, dan hambatan mobilisasi sumber daya amat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi, termasuk sektor konstruksi yang digeluti WIKA.
Oleh karena itu, WIKA melakukan berbagai review terhadap target yang sudah dicanangkan. Memasuki paruh kedua 2020, WIKA optimistis bisa mengembalikan ritme bisnis di tengah berbagai tantangan, termasuk peningkatan risiko terhadap bisnis WIKA.
Menurut Mahendra, kepercayaan pemerintah terhadap WIKA masih tinggi. Hal ini tercermin dari partisipasi WIKA pada beberapa tender proyek pemerintah dengan nilai mencapai Rp 15 triliun.
Di samping itu, hingga Mei 2020, WIKA masih mencatat kontrak dihadapi atau order book sebesar Rp 80,71 triliun. Dengan kata lain, WIKA masih bisa terus melakukan produksi dengan modal kontrak yang sudah ada hingga 2022.
Mahendra mengatakan dukungan perbankan dan lembaga keuangan juga masih kuat. Misal, pada Juni 2020 lalu WIKA mendapat pinjaman dari PT Bank Chinatrust Indonesia (CTBC Indonesia) sebesar Rp 300 miliar.
Di sisi lain, rasio keuangan WIKA diklaim masih sehat. Rasio kemampuan kas untuk membayar utang jangka pendek atau Debt Service Coverage Ratio (DSCR) pada kuartal I 2020 mencapai 2,18 kali.
Di samping itu, interest coverage ratio masih pada kisaran 3,18 kali. Dengan kata lain, laba sebelum pajak dan bunga WIKA 3,18 kali lebih besar dari beban bunga yang harus dibayar.
Menurut Mahendra, kapasitas keuangan WIKA untuk membayar kewajibannya berada pada ambang optimis sehingga tidak perlu menjadi kekhawatiran. “WIKA akan menjaga rasio utang tetap sehat di bawah level covenant,” katanya.
Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025
7 hari lalu
Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025
Astra Infra Toll Road Tangerang-Merak pada tahun ini memulai pekerjaan proyek konstruksi penambahan lajur ketiga pada segmen Serang Barat (KM 77+375) sampai dengan Cilegon Timur (KM 87+150).