Wijaya Karya Yakin Kinerja Pulih pada Semester II

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 16 Juli 2020 02:12 WIB

Pewartafoto tengah mengambil gambar usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. Wijaya Karya (WIKA) di Kantor Pusat Wijaya Karya, Jakarta, 17 Maret 2017. RUPS tersebut menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 303,55 miliar atau sebesar 30% dari laba bersih Perseroan tahun buku 2016. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. optimistis bisa mengembalikan ritme bisnis di paruh kedua 2020. Arus kas yang kuat, kontrak dihadapi yang masih besar, dan kepercayaan lembaga keuangan dan pemerintah dinilai menjadi modal penting bagi perseroan.

"Dalam kondisi Pandemi yang saat ini masih berlangsung, WIKA tetap akan mengedepankan asas prudential dan konsisten menjalankan aktivitas operasinya. Komitmen ini menjadi penting sebagai bagian dari membangun optimisme ke depan," kata Corporate Secretary WIKA Mahendra Vijaya dalam keterangan resmi, Rabu, 15 Juli 2020.

Dia mengatakan pandemi Covid-19 telah memberikan dampak terhadap proses bisnis perseroan. Di paruh pertama 2020, beberapa kondisi makro seperti pengetatan likuiditas, perubahan anggaran, dan hambatan mobilisasi sumber daya amat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi, termasuk sektor konstruksi yang digeluti WIKA.

Oleh karena itu, WIKA melakukan berbagai review terhadap target yang sudah dicanangkan. Memasuki paruh kedua 2020, WIKA optimistis bisa mengembalikan ritme bisnis di tengah berbagai tantangan, termasuk peningkatan risiko terhadap bisnis WIKA.

M
enurut Mahendra, kepercayaan pemerintah terhadap WIKA masih tinggi. Hal ini tercermin dari partisipasi WIKA pada beberapa tender proyek pemerintah dengan nilai mencapai Rp 15 triliun.

Di samping itu, hingga Mei 2020, WIKA masih mencatat kontrak dihadapi atau order book sebesar Rp 80,71 triliun. Dengan kata lain, WIKA masih bisa terus melakukan produksi dengan modal kontrak yang sudah ada hingga 2022.

M
ahendra mengatakan dukungan perbankan dan lembaga keuangan juga masih kuat. Misal, pada Juni 2020 lalu WIKA mendapat pinjaman dari PT Bank Chinatrust Indonesia (CTBC Indonesia) sebesar Rp 300 miliar.

Di sisi lain, rasio keuangan WIKA diklaim masih sehat. Rasio kemampuan kas untuk membayar utang jangka pendek atau Debt Service Coverage Ratio (DSCR) pada kuartal I 2020 mencapai 2,18 kali.

Di samping itu, interest coverage ratio masih pada kisaran 3,18 kali. Dengan kata lain, laba sebelum pajak dan bunga WIKA 3,18 kali lebih besar dari beban bunga yang harus dibayar.

M
enurut Mahendra, kapasitas keuangan WIKA untuk membayar kewajibannya berada pada ambang optimis sehingga tidak perlu menjadi kekhawatiran. “WIKA akan menjaga rasio utang tetap sehat di bawah level covenant,” katanya.

BISNIS

Berita terkait

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

5 hari lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

7 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Hunian Modular Berkelanjutan Dibangun di Kawasan Inti IKN, Apa Keunggulannya?

7 hari lalu

Hunian Modular Berkelanjutan Dibangun di Kawasan Inti IKN, Apa Keunggulannya?

Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyatakan akan menggunakan sistem modular untuk membangun hunian di IKN. Apa itu sistem hunian modular?

Baca Selengkapnya

Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025

7 hari lalu

Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025

Astra Infra Toll Road Tangerang-Merak pada tahun ini memulai pekerjaan proyek konstruksi penambahan lajur ketiga pada segmen Serang Barat (KM 77+375) sampai dengan Cilegon Timur (KM 87+150).

Baca Selengkapnya

Sederet Dugaan Penyebab Tol Bocimi Longsor, Salah Konstruksi?

28 hari lalu

Sederet Dugaan Penyebab Tol Bocimi Longsor, Salah Konstruksi?

Penyebab jalan Tol Bocimi longsor hingga saat ini masih diselidiki

Baca Selengkapnya

Longsor di Tol Bocimi, Pengamat: Tidak Laik Fungsi, Konstruksi Ulang

29 hari lalu

Longsor di Tol Bocimi, Pengamat: Tidak Laik Fungsi, Konstruksi Ulang

Koordinator Indonesia Toll Road Watch, Deddy Herlambang menilai bahwa amblasnya jalan tol Bocimi itu karena kegagalan konstruksi.

Baca Selengkapnya

Dalam Sehari, Jokowi Gelontorkan PMN Rp9,5 Triliun untuk 2 BUMN

32 hari lalu

Dalam Sehari, Jokowi Gelontorkan PMN Rp9,5 Triliun untuk 2 BUMN

Presiden Jokowi mengucurkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebanyak Rp9,5 triliun untuk dua BUMN, yaitu Wijaya Karya dan IFG Life.

Baca Selengkapnya

Jokowi Suntikan Rp 6 Triliun ke PT Wijaya Karya untuk Selesaikan PSN

32 hari lalu

Jokowi Suntikan Rp 6 Triliun ke PT Wijaya Karya untuk Selesaikan PSN

Presiden Jokowi menyetujui Penyertaan Modal Pemerintah (PMN) sebesar Rp 6 triliun untuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. atau WIKA.

Baca Selengkapnya

Bos Waskita Karya Beberkan Utang Perseroan Tembus Rp 41,2 Triliun: Butuh 17 Tahun untuk Lunas

44 hari lalu

Bos Waskita Karya Beberkan Utang Perseroan Tembus Rp 41,2 Triliun: Butuh 17 Tahun untuk Lunas

Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanagroho membeberkan utang perusahaan hingga akhir Desember 2023 yang mencapai Rp 41,2 triliun.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Gabungkan 7 BUMN Karya Menjadi Tiga Induk, Siapa Saja?

45 hari lalu

Erick Thohir Gabungkan 7 BUMN Karya Menjadi Tiga Induk, Siapa Saja?

Erick Thohir menggabungkan 7 BUMN Karya: Brantas Abipraya, Adhi Karya dan Nindya Karya jadi satu PT, HK dan Waskita, serta Wika dan PP

Baca Selengkapnya