Maret 2020, Ketimpangan Ekonomi Tumbuh Paling Tinggi di Jakarta

Rabu, 15 Juli 2020 14:42 WIB

Warga mengamati permukiman bantaran sungai Ciliwung, Manggarai, Jakarta, Rabu 15 April 2020. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap proyeksi pemerintah terhadap angka kemiskinan naik dari 9,15 persen menjadi 9,59 persen pada tahun ini akibat pandemi virus corona atau COVID-19. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Ketimpangan ekonomi penduduk Indonesia meningkat tipis di tengah pandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat gini ratio atau rasio gini hingga Maret 2020 mencapai 0,381 poin, naik dari pengumuman terakhir pada Maret 2020 yang sebesar 0,38 poin.

BPS pun mencatat kenaikan rasio gini ini terjadi di sejumlah provinsi. "Ini karena pengeluaran di kelompok lapisan bawah turun lebih cepat daripada kelompok atas," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 15 Juli 2020.

Dari temuan BPS, provinsi yang mengalami kenaikan rasio gini tertinggi adalah DKI Jakarta. Angkanya naik 0,008 dari 0,391 poin pada September 2019 menjadi 0,399 poin pada Maret 2020.

Tapi secara umum, semua provinsi di Pulau Jawa kompak mengalami kenaikan rasio gini. Sebaliknya, 21 provinsi lainnya mengalami penurunan. Penurunan terbesar pun dialami Kalimantan Timur. Rasio gini di provinsi ini turun 0,007 menjadi 0,328.

Secara urutan belum banyak terjadi perubahan. Rasio gini alias ketimpangan tertinggi masih terjadi di Yogyakarta dengan angka 0,403. September 2019, Yogyakarta juga menjadi daerah paling timpang dengan rasio gini 0,428.

Advertising
Advertising

Sebaliknya, Bangka Belitung menjadi provinsi dengan ketimpangan terendah yaitu di angka 0,262. Angka ini tidak mengalami perubahan dibandingkan September 2019. Sehingga, provinsi ini tetap menjadi daerah dengan ketimpangan terendah se-Indonesia.

Meski demikian, akumulasi ketimpangan ekonomi 0,381 ini masih masih lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Ketimpangan tertinggi sejak 8 tahun terakhir, tercatat pada September 2014 dengan posisi 0,414 poin. Angkanya terus turun ke posisi terendah pada September 2019 dengan 0,38 poin.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

3 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

7 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

8 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

9 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

10 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

10 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

10 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

10 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya