Dirut PT PANN Beberkan 2 Penyebab Utama Bisnis Usahanya Merugi

Rabu, 15 Juli 2020 11:15 WIB

Kantor PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (Persero) atau PANN yang beralamat di Cikini, Jakarta Pusat. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pengembangan Armada Niaga Nasional atau PT PANN Herry S Soewandy membeberkan penyebab bisnis perusahaan pelat merah itu terus merugi.

Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi Industri dan Perdagangan Dewan Perwakilan Rakyat kemarin malam, Herry mengungkapkan dua penugasan pemerintah pada tahun 1994 terkait proyek transaksi kerjasama dengan negara asing menjadi sumber masalah.

"Kebetulan di tahun 1994 pemerintah menempatkan dua transaksi yakni program kerjasama Indonesia dengan Jerman dan satunya lagi adalah transaksi kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Spanyol," kata Herry dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta pada Selasa malam, 14 Juli 2020.

Terkait kerjasama dengan pemerintah Jerman, menurut dia, ada pinjaman yang diterima dalam bentuk 10 unit pesawat Boeing 737-200 Eks Lufthansa saat itu. Sedangkan transaksi kerjasama dengan Spanyol yakni 31 unit kapal dari Spanyol yang diterima semuanya dalam bentuk barang dan tidak ada uang tunai.

Herry menyebutkan, dua transaksi yang melibatkan pihak asing ini memang bukan bisnis intinya PT PANN. "Dalam hal pesawat kami tidak memiliki ahli serta kompetensi dan kapal Spanyol yang kita bisniskan sebetulnya kapal armada niaga atau dagang bukan armada kapal ikan," ucapnya.

Advertising
Advertising

Pesawat-pesawat Eks Lufthansa ini kemudian ditempatkan di maskapai Merpati sebanyak tiga unit, kemudian maskapai Mandala dua unit, Bouraq dua unit, dan maskapai Sempati Air sebanyak tiga unit. "Sayangnya keempat perusahaan itu semuanya gulung tikar dan tidak pernah membayar satu peser pun kepada PT PANN, kecuali maskapai Merpati yang pernah mengangsur sekali," kata Herry.

Padahal dari pinjaman sebesar US$ 89 juta ini, PANN sudah mengeluarkan uang untuk mencicil kurang lebih US$ 34 juta. Oleh karena itu, hingga kini BUMN tersebut kesulitan likuiditas karena memang likuiditas PANN tergerus.

Berita terkait

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

2 hari lalu

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

2 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

2 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Cara Download Safe Exam Browser untuk Tes Online BUMN 2024

2 hari lalu

Cara Download Safe Exam Browser untuk Tes Online BUMN 2024

Berikut ini cara download Safe Exam Browser untuk tes online pertama Rekrutmen Bersama BUMN 2024 bagi perangkat Windows atau MacOS.

Baca Selengkapnya

Jadwal Lengkap Tes Rekrutmen Bersama BUMN 2024 dan Jenis Tesnya

2 hari lalu

Jadwal Lengkap Tes Rekrutmen Bersama BUMN 2024 dan Jenis Tesnya

Berikut ini jadwal lengkap tes Rekrutmen Bersama BUMN 2024, mulai dari trial test, tes online 1, tes online 2, hingga tes seleksi di BUMN.

Baca Selengkapnya

Disuntik PMN Rp 18,6 Triliun, PT Hutama Karya Lanjutkan Proyek Tol Trans Sumatera

2 hari lalu

Disuntik PMN Rp 18,6 Triliun, PT Hutama Karya Lanjutkan Proyek Tol Trans Sumatera

PT Hutama Karya (Persero) kembali mendapatkan dana segar melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk proyek Jalan Tol Trans Sumatera.

Baca Selengkapnya

Profil Jalan Tol MBZ dan Sengkarut dalam Pembangunannya Ada Dugaan Korupsi

2 hari lalu

Profil Jalan Tol MBZ dan Sengkarut dalam Pembangunannya Ada Dugaan Korupsi

Pembangunan tol MBZ (Mohamed Bin Zayed) diusut Kejaksaan Agung. Berikut profil Jalan Tol MBZ yang sebelumnya bernama Jalan Layang Japek II.

Baca Selengkapnya

Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

2 hari lalu

Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

DK PWI telah memutuskan memberikan sanksi dan tindakan organisatoris terhadap Ketua Umum PWI Hendry Ch Bangun dan tiga pengurus PWI lainnya.

Baca Selengkapnya

Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

2 hari lalu

Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei Darussalam

3 hari lalu

Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei Darussalam

PT Pupuk Indonesia (persero) berinisiatif menjajaki pengembangan urea dan amonia bersama Brunei Fertilizer Industries Sdn Bhd (BFI).

Baca Selengkapnya