Kontribusi Pariwisata ke PDRB Jawa Barat Diprediksi Bakal Anjlok
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 15 Juli 2020 07:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik memperkirakan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Jawa Barat tahun ini bakal turun. “Kita sudah tentukan target kontribusi sektor pariwisata terhadap PRDB di tahun 2020 sebesar 3,1 sampai 3,15 persen, tapi dengan situasi kondisi pandemi Covid-19 ini kita harus menyesuaikan target,” kata dia, dalam konferensi pers, Selasa, 14 Juli 2020.
Dedi mengatakan, data terbaru menunjukkan proyeksi penurunan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB. “Kontribusinya terhadap PDRB 1,61 persen sampai 1,75 persen, ada penurunan dari target. In yang memerlukan percepatan, terutama dalam recovery di bidang pariwisata yang kita lakukan di provinsi Jawa Barat."
Proyeksi tersebut turun bila dibandingkan realisasi kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Jawa Barat tahun 2019. “Realisasi kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Jawa Barat tahun 2019 itu hampir 2,94 persen atau Rp 64,28 triliun, cukup besar,” ujar Dedi.
Dedi menjelaskan, proyeksi penurunan tersebut terlihat dari realisasi jumlah kunjungan wisatawan di Jawa Barat hingga Juni tahun ini. Total realisasi kunjungan wisatawan nusantara sepanjang Januari-Juni tahun ini mencapai 19.908.914 orang. Sementara realisasi kunjungan wisatawan asing di dalam periode yang sama yang dicatat dari pintu masuk bandara dan pelabuhan di Jawa Barat mencapai 30.838 orang.
Adapun realisasi kunjungan wisatawan pada tahun 2019 melampaui target. Tahun lalu realisasi kunjungan wisatawan nusantara dari target 48 juta orang, tercapai 62 juta orang. Sementara wisatawan asing realisasinya menembus 2,2 juta orang dari target yang dipatok 1,8 juta orang. “Dengan adanya penurunan realisasi kunjungan tersebut, kita melakukan penyesuaian target kunjungan wisatawan pada 2020,” kata Dedi.
<!--more-->
Untuk menggenjot pertumbuhan sektor pariwisata di Jawa barat, pemerintah daerah kabupaten/kota sudah secara bertahap membuka destinasi wisata kendati terbatas mengikuti ketentuan penerapan Adaptasi Kehidupan Baru.
Dinas Kebudayaan dan Pariwiasata misalnya menerbitkan surat edaran agar kabupaten/kota membuka destinasi wisata mengikuti pelonggaran yang diberikan mengacu pada level kewaspadan masing-masing daerah. “Di situ ada levelling tingkat kewaspadaan ada (zona) hijau, biru, kuning, merah, dan hitam. Kita akan menyesuaikan di situ terutama berkaitan degan beberapa pembukaan tempat-tempat destinasi wisata di Jawa Barat,” kata dia.
Strategi selanjutnya dengan memaksimalkan potensi wisatawan di dalam Jawa Barat. “Sektor pariwisata Jawa Barat khususnya, sudah siap menerima wisatawan yang datang ke provinsi Jawa Barat. Ini kita lakukan tahapan, pertama kita lebih memfokuskan pada pasar domestik, yaitu pasar domestik yang berasal dari Jawa Barat,” kata Dedi.
Sejumlah destinasi wisata yang sudah dibuka di antaranya wisata pantai Pangandaran, Kawasan Puncak di Kabupaten Bogor dan Cianjur, serta areal Lembang di Kabupaten Bandung Barat.
Dedi mengatakan, promosi destinasi wisata juga sudah dimulai lewat program Smiling West Java yang sudah di mulai sejak 1 Juli 2020 sampai 30 Agustus 2020. “Ada kemudahan misalnya pesan tiket hari ini, kita bisa menikmatinya nanti di Desember. Di masa recovery ekonomi di sektor pariwisata di bulan Juni sampai dengan saat ini adalah recovery ekonomi, recovery sektor kepariwisataan. Untuk normalisasi kita mencoba di tahun 2021,” tuturnya.