Garuda Jalankan Hard Block Strategy dan Code-share, Apa Itu?
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 14 Juli 2020 15:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. siap menjalankan sejumlah strategi baru untuk merespon dampak Covid-19. Salah satu strategi jangka panjang yang diandalkan adalah Hard Block Strategy.
"Kami sedang tawarkan ke banyak pihak," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi BUMN DPR di Jakarta, Selasa, 14 Juli 2020.
Lewat strategi ini, Garuda Indonesia akan menawarkan kerja sama dengan pihak ketiga. Sehingga ke Garuda terbang ke sebuah kota di luar negeri, maka di sana sudah ada pihak ketiga yang siap mem-booking dan menentukan penumpang Garuda.
Irfan berharap pihak ketiga ini memang mempunyai keahlian yang mendalam dalam untuk bisnis ini. Sebab, Garuda ke depan ingin lebih banyak mendatangkan penumpang dari luar negeri ke Indonesia, ketimbang sebaliknya.
Selain Hard Block Strategy, Garuda Indonesia juga bersiap untuk menjalankan code-share and interline agreement. Strategi ini dilakukan dengan maskapai untuk meningkatkan market share dan destinasi tujuan ke berbagai negara. "Ini sudah finalisasi," kata Irfan.
Saat ini, penerbangan internasional Garuda Indonesia terbatas. Dua di antaranya adalah Belanda dan Jepang. Maka untuk menggaet penumpang lebih banyak, Garuda Indonesia bakal menawarkan paket penerbangan ke semua kota di Eropa dan Amerika Serikat.
<!--more-->
Untuk Eropa, Garuda akan bekerja sama dengan KLM, maskapai penerbangan nasional Belanda. Sehingga, penumpang bisa ke berbagai negara Eropa langsung lewat Belanda.
Selain KLM, Garuda akan menggandeng Delta Air Lines Inc, maskapai penerbangan yang berbasis di Atlanta, Amerika Serikat. Sehingga, penumpang bisa ke berbagai kota di Amerika, lewat Jepang. "Semua ini kami sudah tawarkan di website," kata dia.
Ketiga menggenjot pemanfaatan ruang kabin untuk pesawat khusus untuk penumpang dan kargo. Keempat yaitu optimalisasi pendapatan umroh dengan membuka penerbangan di daerah luar Jakarta. DI antaranya seperti Palembang, Surabaya, dan Makassar.
Kelima yaitu restrukturisasi sewa pesawat dengan melakukan leasing extension. Tujuannya untuk mendapatkan penurunan sewa pesawat dan terminasi kontrak sewa pesawat yang tidak produktif.
Kelimanya hanyalah rencana panjang. Sementara berbagai langkah jangka pendek sudah dilakukan Garuda Indonesia dan disampaikan di beberapa kesempatan.
Di antaranya yaitu optimalisasi pendapatan non-penumpang, penundaan pembayaran sewa pesawat, pemotongan gaji seluruh karyawan, unpaid leave, sampai restrukturisasi sukuk dengan penjadwalan ulang utang jatuh tempo menjadi 3 Juni 2020.